“Mungkin valid sampai sekitar 95 persen. Yang 5 persen atau kurang, ini kan dinamis. Ada yang meninggal, ada yang karena semula bekerja tapi kemudian kena PKH dan tak punya penghasilan lain, akhir miskin. Ada juga yang semula menganggur kemudian punya pekerjaan tetap sehingga keluar dari kategori miskin,” katanya.

Implementasi Nawacita
Untuk membantu rakyat miskin, pemerintah memiliki banyak instrumen. Misalnya bila di Kemensos ada Program Keluarga Harapan (PKH), beras sejahtera (Rastra), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), dan sebagainya.

Kementerian Kesehatan juga punya Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan di bidang pendidikan ada Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Semua instrumen ini diciptakan dalam rangka mengimplementasikan visi Pemerintah Jokowi-JK khususnya butir 9 Nawacita. Yaitu meningkatkan taraf hidup manusia Indonesia,” katanya.

Selain itu, butir Nawacita lainnya yang menjadi landasan program kerja Kemensos lainnya adalah membangun Indonesia dari pinggiran. “Ini artinya, program Kemensos itu menyentuh area di desa-desa, di kawasan terpencil, dan di perbatasan. Selain itu juga butir tentang revolusi mental, dan tentang meneguhkan kebinekaan dan NKRI,” katanya.

Mensos Idrus Marham berada di Makassar, Sulawesi Selatan untuk menghadiri sejumlah agenda. Rabu malam ini, diagendakan memberikan bimbingan kepada para peserta Pemantapan Pendamping Sosial BPNT, di Hotel MaxOne, Makasar. Besok, Kamis (15/02/2018), Mensos mendampingi Presiden Jokowi, dalam acara pencarian PKH, Rastra dan KIP di Lapangan Syech Yusuf, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.