Menyatukan Keberagaman Melalui Pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara
Staf Khusus Presiden sekaligus Ketua Masyarakat Adat Tanah Papua, Lenis Kogoya, sebelumnya menyatakan mendukung terobosan pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara. Lenis juga mengatakan bahwa nantinya akan memiliki kekhususan bagi mahasiswa dari daerah tertinggal seperti Papua.”
“Menurutnya, jika nanti jadi dibangun, maka Asrama Nusantara harus memiliki kriteria khusus yang disiapkan dan programnya harus melengkapi kebutuhan di dalamnya. Nantinya di asrama itu juga akan dilengkapi dengan beasiswa. Anak-anak di situ juga akan mendapatkan teknik-teknik khusus seperti pelatihan dan lainnya. Harapannya nanti ada semacam kartu non-tunai, sehingga bisa ambil beras, gula dan lain-lain,”tutur Lenis.
Melihat konsep yang ditawarkan dari Asrama Mahasiswa Nusantara ini, tentu sangat mendukung upaya pemerintah dalam merawat kebhinekaan, sehingga tidak ada lagi pengelompokan Suku,Ras,Agama maupun Budaya dimasyarakat khususnya kalangan mahasiswa. Sehingga akan tertanam nilai multikultural serta komitmen kapada NKRI.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa dengan 1.158 bahasa daerah. Tidak ada negara di dunia ini yang memiliki tingkat keragaman seperti di Indonesia. Bukan hanya suku-bangsa dan agama saja, agama dan kepercayaan juga cukup banyak di Indonesia, baik yang lokal maupun yang transnasional.
“Pluralitas dan kompleksitas bangsa Indonesia semakin bertambah dengan eksistensi ormas, parpol, ideologi, busana, mazhab pemikiran, aliran dan sekte agama, serta ekspresi keberagamaan masing-masing umat beragama.”
“Semua itu layak dibanggakan dan dirayakan, bukan dikoyak-koyak dengan kebencian dan pembohongan-pembohongan informasi yang memecah-belah. Publik harus benar-benar didorong untuk memahami bahwa pluralitas Indonesia bersifat natural dan kultural.”
Publik menaruh harapan besar terhadap pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara pasca insiden kericuhan yang terjadi antara mahasiswa Papua di Surabaya dengan organisasi masyarakat (ormas) yang berujung pada kericuhan di Prov. Papua, karena publik tidak menginginkan para calon generasi penerus bangsa mudah terprovokasi atau terpengaruh propaganda kelompok-kelompok separatis maupun teroris.
“Oleh karena itu, melalui pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara diharapkan dapat menyatukan keberagaman bangsa Indonesia tanpa intoleransi dan kekerasan. Serta dapat merawat kedamaian dan menjauhkan dari hal-hal yang bersifat memecah-belah bangsa.”
Penulis : Pemerhati Masalah Sosial dan Politik