Namun, pembunuhan sadis ini akhirnya terungkap oleh polisi. Potongan tubuh Nindya ditemukan di semak-semak pada Kamis 7 Desember 2017. Tato di tubuh Nindya menjadi petunjuk menyingkap tabir pembunuhan ini.

Selain tato ‘Rolling Stones’ di dada dan tato ‘angel’ di punggung, polisi menemukan barang bukti yang menguatkan bahwa korban dibunuh. Temuan itu berupa botol minuman ‘Mizone’ yang berisi bensin di lokasi temuan mayat.Polisi juga mengidentifikasi korban dari sisa pakaian dalam warna merah yang terbakar dan baju merek 3Second serta jaket bertulisan ‘Green’ serta jam tangan yang melekat pada jasad korban.

Kasus mutilasi ini terus ditelisik polisi. Pada 12 Desember 2017, polisi menerima laporan dari Kholil yang mengaku kehilangan istrinya. Kholil menyebut korban istrinya mirip dengan mayat tersebut. Polisi saat itu memeriksa Kholil, namun ditemukan tidak ada persesuaian keterangannya dengan hasil visum korban.

Setelah diinterogasi secara maraton, Kholil tidak lagi bisa membuat alibi. Kholil akhirnya mengakui yang tewas adalah istrinya yang sudah dia bunuh. “Tadi tersangka sudah menunjukkan lokasi di mana bagian kepala dan kedua kaki korban dibuang secara terpisah pada tiga tempat yang tidak berjauhan di wilayah Curug Cigentis, Loji, Pangkalan, Karawang,” papar Kapolres Karawang AKBP Hendy F Kurniawan kepada detikcom, Rabu (13/12/2017).

Motif mutilasi Nindya akhirnya terungkap. Kholil mengaku membunuh istrinya yang kerap merengek dibelikan mobil. “Iya betul. Pelaku tak tahan karena diejek,” kata Hendy.

Kholil kini telah ditangkap polisi dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. (apt-det/kbc)