Mewujudkan Komitmen Bersama, MoU INTI dan RSUD Latopas dalam Penanganan Stunting
JENEPONTO, MATASULSEL – Institut Turatea Indonesia (INTI) mengadakan kegiatan pembekalan bagi sejumlah mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kampus INTI, Senin (12/5/2025).
Kegiatan ini mendapatkan pembekalan materi oleh Direktur RSUD Lanto Daeng Pasewang (Latopas), dr. St. Pasriany, yang berlangsung penuh semangat.
Dalam pembekalan tersebut, dr. Pasriany menguraikan secara sistematis permasalahan stunting yang menjadi tantangan serius di Indonesia, khususnya di Kabupaten Jeneponto. Ia menekankan pentingnya pemahaman mendalam mengenai isu ini agar mahasiswa dapat berkontribusi secara efektif dalam program KKN mereka.
Lebih lanjut, dr. Pasriany menegaskan pentingnya keterlibatan aktif perguruan tinggi dalam penanganan stunting sebagai bagian dari pendekatan pentahelix, yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, masyarakat, dan sektor swasta.
Hal ini diharapkan dapat memperkuat upaya bersama dalam mengatasi masalah gizi buruk di daerah tersebut.
Rektor INTI, Prof. Maksud Hakim, dalam kesempatan ini memberikan apresiasi kepada RSUD Latopas yang terus berbenah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ia juga menyambut baik kerjasama yang terjalin antara RSUD Latopas dan Institut Turatea Indonesia melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU). Kerjasama ini bertujuan untuk menangani persoalan stunting melalui program Cess Gammara, yang merupakan inovasi dari RSUD Latopas dengan fokus pada kegiatan utama 3 Utama 3 Selingan untuk mengatasi stunting dan wasting di Kabupaten Jeneponto.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai isu kesehatan yang krusial ini. (Oji Pajeka)