Misi Satgas Perdamaian Dunia, Kapolri: Jadilah Inspirasi Wujudkan Polri Dicintai Masyarakat
“Tepatnya pada kebijakan transformasi operasional program kelima dan kegiatan ke-22 yaitu pengembangan kerjasama Internasional melalui peran Polri dalam misi perdamaian, misi Kemanusian Internasional, dan Misi Internasional lainnya,”ucap Sigit.
Menurut Sigit, misi pemeliharaan perdamaian PBB, merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan diplomasi dan kerjasama Internasional Polri yang memiliki nilai strategis sebagai wujud kontribusi Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ketertiban dunia, sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Komitmen itu, dikatakan Sigit, terwujud dalam 32 tahun Polri berkiprah dalam misi perdamaian dalam 18 misi PBB setidaknya sudah dikerahkan 2.975 personil untuk dijadikan Peacekeeper atau pasukan penjaga perdamaian.
“Jumlah personil Polri ini menempatkan posisi Indonesia diposisi ke-10 sebagai negara terbanyak yang mengirimkan personil dalam Troops/Police Contributing Countries (TPCCS),”tegas Sigit.
Adapun, beberapa negara yang menjadi wilayah misi PBB yaitu, Yaman, Afghanistan, Kamboja, Sudan, Sudan Selatan, Mozambique, Namibia, Rep. Afrika Tengah, Bosnia, Congo, Haiti, Slavonia, Mali, dan Somalia.
Dalam hal ini, Sigit menyatakan, personil FPU dan IPO telah membawa harum nama bangsa Indonesia di kancah internasional dan mendapatkan apresiasi positif atas peran aktifnya dalam menjalankan misi pemeliharaan perdamaian PBB.
Dalam menjalankan sebuah misi pemeliharaan perdamaian PBB, Sigit menekankan bahwa, membutuhkan tanggung jawab yang begitu besar. Mulai dari melindungi masyarakat sipil, memberikan bantuan kemanusiaan, memonitor perjanjian perdamaian antara pihak yang bertikai, mendukung mediasi penyelesaian konflik antar kelompok, serta membantu pemerintah sudan untuk mengembalikan para pengungsi ke tempat tinggal asalnya secara sukarela.
“Selain itu, di masa berakhirnya misi UNAMID ini, Indonesia juga dipercaya menjadi Guard Unit terakhir yang meninggalkan daerah misi atas profesionalisme dan disiplin tinggi yang diakui oleh PBB sejak awal penugasan UNAMID,”urainya Sigit.(***).