Moderasi Beragama di Serbia : Islam Adalah Kerelaan Mengelola Perbedaan
JAKARTA – Pada hari ini, Prof. Dr. Wardah Nuroniyah, seorang pegiat moderasi beragama, melakukan silaturahmi dan wawancara dengan Mufti, Imam Masjid, dan Ketua Dewan Komunitas Islam Serbia, Muhamed Hamdi Jusufpahić Bajarakali, di Belgrade, Serbia, Jumat (6/12/2024).
Dalam acara tersebut, beliau didampingi oleh Mr. Malvino Giovanni Michiels, Sekretaris Pertama bagian Sosial dan Budaya, serta Navira Shandra Prastiwi, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Serbia.
Mufti Jusufpahić menyampaikan, “Islam datang dari Tuhan sebagai ajaran yang menjadi alat pemersatu manusia. Islam muncul dari dalam hati manusia yang terdalam, menjelma menjadi iman. Islam juga merupakan nama agama yang berarti penghubung antaragama.
Piagam Madinah adalah miniatur dan model bagi kerukunan antaragama, bahasa, dan suku. Islam datang dari kerelaan, tidak dipaksakan dari luar.”
Dalam kesempatan ini, Mufti Jusufpahić juga menyatakan, “Kami sangat senang bisa dekat dan mengenal muslim Indonesia. Kami ingin belajar bagaimana Indonesia mengelola perbedaan yang begitu banyak, baik dari sisi agama, bahasa, maupun suku.
Pancasila, sebagai perjanjian bangsa Indonesia, adalah contoh yang baik dalam mengelola perbedaan, mirip dengan prinsip-prinsip yang diterapkan pada masa Rasulullah Muhammad.”
Prof. Wardah juga melaksanakan shalat di Masjid Bajarakali, sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Gospodar Jevremova, Beograd. Masjid ini dibangun sekitar tahun 1575 dan merupakan salah satu dari 273 masjid yang ada di Belgrade pada masa Ottoman Turki.
Awalnya dikenal sebagai Cohadzi-masjid, diambil dari nama Hajji-Ali, seorang pedagang kain, masjid ini memiliki satu ruang dengan kubah dan menara. Selama pemerintahan Austria (1717-1739), bangunan ini diubah menjadi gereja Katolik, namun kembali berfungsi sebagai masjid ketika Ottoman Turki kembali berkuasa.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antar komunitas dan memperdalam pemahaman tentang moderasi beragama di Serbia serta praktik-praktik positif yang dapat diadopsi oleh masyarakat luas.