BULUKUMBA, MATA SULSEL — Hujan deras yang dalam beberapa pekan terakhir rutin mengguyur sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan, disambut suka cita oleh warga petani, Kabupaten Bulukumba.

Mereka berharap agar musim penghujan tahun ini akan menjadi anugerah terindah dan bukan malah sebaliknya menjadi mala petaka.

Sebagai tanda rasa syukur dalam menyambut datangnya musim penghujan, warga mulai berbondong bondong turun ke sawah, menyiangi rerumputan, membajak, dan bahkan sebahagian warga sudah mulai melakukan aktivitas penanaman padi.

Hal tersebut ditunjukkan salah satunya oleh puluhan warga petani, di Dusun Patimassang, Desa Padang, Kecamatan Gantarang.

Di lokasi ini, warga sudah mulai turun ke sawah dan melakukan aktivitas penanaman padi.

Sebelumnya, warga juga telah menyiangi rerumputan dan membajak sawah sebagai sebuah pertanda bahwa sawah siap untuk ditanami.

Aktivitas penanaman padi varietas mikonga dan empari dihampar petani di atas lahan sawah seluas kurang lebih dua hektar are.

M. Aref berharap agar panen gabah, tahun ini bisa berjalan lancar sesuai harapan warga dan anggota kelompok tani, kampung Patimassang.

“Semoga warga tak akan lagi dibuat resah oleh kehadiran hama penggerek batang (Scirpophaga incertulas)”.

“Hama utama yang intensitas serangannya tergolong cukup tinggi,” ungkap Aref, Senin (20/6/2022).

Diakuinya, serangan hama penggerek batang yang terjadi di hampir seluruh fase pertumbuhan mulai dari fase vegetatif, generatif, persemaian, dan bahkan sampai ke persiapan musim panen, acap kali membuat petani meradang sebagai akibat dari penurunan hasil panen gabah dengan jumlah yang tak sedikit.

Sebaliknya kata dia, jika lagi bernasib mujur, petani dan buruh sawah lain bisa memperoleh hasil panen yang maksimal dan memadai.

“Hasil panen kemudian akan langsung dijual dalam bentuk gabah ke pedagang beras dan pengusaha pabrik gabah”.

“Namun sayang, karena gabah yang mereka beli, sangat jarang dibayar cash oleh pedagang dan ataupun pengusaha pabrik gabah”.

“Jadinya, petani harus mensiasati kehidupan dengan menyimpan cadangan gabah untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga sehari hari”.

“Gabah yang disimpan baru akan digiling dan dijadikan beras, saat akan dimasak untuk keperluan makan”, pungkas Arief, menceritakan suka duka kehidupan warga petani kampung Patimassang,” pungkasnya. (Arif Putra/Andi Fadly Daeng Biritta)