Musrenbang RPJPD Kabupaten Jeneponto, Dinilai Berbeda Dari Biasanya, Kok bisa?
JENEPONTO – Pelaksanaan Musrenbang RPJPD Kabupaten Jeneponto tahun 2025-2045 yang diselenggarakan Bappeda Kabupaten Jeneponto, Senin 29 April 2024, dinilai sebagai besar peserta cukup berkesan.
Berikut 3 hal yang menjadikan pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Jeneponto 2025-2045 dianggap berkesan :
Pertama, tampak sebagai besar peserta mengenakan pakaian adat daerah, termasuk Bupati Jeneponto Junaedi Bakri mengenakan patonro warna merah dan jas warna putih. Rupanya hari ini adalah hari pelayanan publik dengan memakai baju adat dalam rangka hari jadi Jeneponto ke 161, sehingga pelaksanaan Musrenbang RPJPD kali ini dianggap sebagai pelaksana paling meriah oleh para peserta.
Kedua, Musrenbang RPJPD dilaksanakan di daerah wisata Bossolo Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia. Menurut peserta Musrenbang, baru kali ini pelaksanaannya dilaksanakan di ruang terbuka khususnya di lokasi wisata, dengan pemandangan gunung dan air terjun serta cuaca yang sangat sejuk menjadikan pelaksanaan Musrenbang sangat berkesan.
Menurut kepala Bappeda Kabupaten Jeneponto, Dr. Alfian Syam, penempatan Musrenbang di lokasi wisata sebagai bentuk dukungan atas promosi wisata di Kabupaten Jeneponto, selain karena memang tempatnya yang nyaman dan sejuk, kedepan pelaksanaan Musrenbang akan di laksanakan secara bergilir di tempat wisata di Kabupaten Jeneponto, ucapnya.
Ketiga, fasilitasi pelaksanaan Musrenbang dilakukan dengan cara yang tak biasa. Bappeda Kabupaten Jeneponto bekerjasama dengan Lembaga Pattiro Jeka untuk memfasilitasi pelaksanaan Musrenbang RPJPD.
Dengan metode comic life, Suryani Hajar bersama tim menggali gagasan Jeneponto Maju, Berdaya Saing dan berkelanjutan dengan menggunakan gambar untuk menemukan gagasan terbaiknya Visi Jeneponto 2045.
Sulaeman Natsir bersama Haerullah Lodji tampil memandu jalannya penggalian gagasan dengan sangat interaktif dan atraktif, setiap peserta dibagikan gambar lalu diminta untuk mengungkapkan gagasan Jeneponto Maju, Berdaya Saing dan berkelanjutan.
Berdasarkan gambar yang didapatkan, para peserta kemudian tampil mengungkapkan gagasannya, tak sedikit gagasan menarik dan brilian muncul dari peserta, diantaranya Jeneponto sebagai pusat pengembangan literasi digital Sulawesi Selatan, Jeneponto hebat dan modern, Jeneponto lokasi pelaksanaan event olahraga dan budaya nasional, Pertanian modern dan ramah lingkungan, dan ada satu mimpi dari perkumpulan penyandang disabilitas Indonesia, yakin Jeneponto daerah ramah disabilitas.
Kegiatan ditutup dengan Penanda tanganan kesepakatan hasil Musrenbang dan foto bersama. (*)