JENEPONTO, MATASULSEL – Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik digelar di Kantor Camat Arungkeke pada pukul 09.00 WITA, Senin (17/2/2025).

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Musrenbang kali ini tidak hanya berfokus pada anak, tetapi juga melibatkan berbagai kelompok masyarakat, termasuk perempuan, penyandang disabilitas, serta isu stunting.

Camat Arungkeke, Alamsyah, menegaskan bahwa Musrenbang Tematik ini menjadi langkah maju dalam mewujudkan pembangunan yang lebih inklusif.

“Musrenbang kali ini berbeda dari sebelumnya, yang awalnya hanya Musrenbang Anak, kini menjadi Musrenbang Tematik dengan melibatkan lebih banyak kelompok, forum ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi yang benar-benar dibutuhkan,” ungkapnya.

Alamsyah juga menyoroti pentingnya mengaktifkan kembali Forum Anak di Kecamatan Arungkeke sebagai wadah bagi anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan positif dan menyampaikan suara mereka dalam kebijakan pembangunan daerah.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Ermansyah R. Hindi yang turut menyemangati para peserta khusunya delegasi anak dengan menyebutkan peserta anak adalah “tamu” penting dalam proses perencanaan partisipatif dan inklusi.

Hadir pula Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) beserta staf, serta perwakilan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), selain itu, delegasi dari berbagai sekolah, seperti SMKN 7 Jeneponto, SMPN 1 Arungkeke, SMPN 2 Arungkeke, SDN 1 Arungkeke, SDN 14 Arungkeke, dan SDN 13 Arungkeke, turut hadir dalam forum ini.

Dalam Musrenbang Tematik di Kecamatan Arungkeke, di fasilitasi oleh pegiat Pajeka TBM Megawati dan Riskayanti, berbagai usulan muncul dari peserta yang mencerminkan kebutuhan mendesak masyarakat.
Di bidang pendidikan, peserta mengusulkan perbaikan sarana dan prasarana sekolah, seperti WC yang rusak, ruang kelas dengan atap bocor, serta penambahan buku cetak untuk mendukung pembelajaran.

Selain itu, mereka juga menginginkan pengadaan alat permainan tradisional dalam kelas sebagai metode pembelajaran kreatif.

Di sektor infrastruktur, perhatian tertuju pada perbaikan jalanan rusak yang menghambat mobilitas warga serta pengadaan lampu jalan untuk meningkatkan keamanan lingkungan. Sementara itu, dalam bidang pemberdayaan perempuan dan pendidikan keagamaan, peserta mengajukan perhatian pemerintah terhadap Majelis Taklim sebagai wadah peningkatan kapasitas perempuan, serta pengadaan alat salat di musala sekolah guna menunjang kegiatan keagamaan siswa.

Diskusi dalam Musrenbang Tematik berlangsung dinamis dengan partisipasi aktif dari seluruh peserta. Para delegasi menyampaikan berbagai kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat, terutama dalam aspek pendidikan, infrastruktur, dan pemberdayaan perempuan.

Penekanan pada peran Forum Anak dan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan mendapat respons positif dari seluruh peserta.

Beberapa peserta juga menyoroti pentingnya pemantauan dan tindak lanjut terhadap hasil Musrenbang agar usulan yang diajukan dapat terealisasi.

Sebagai langkah lanjut, delegasi dari Kecamatan Arungkeke akan mengikuti Musrenbang tingkat kabupaten untuk memastikan bahwa usulan yang disampaikan dapat dikawal hingga proses perencanaan pembangunan daerah.

Dengan adanya Musrenbang Tematik ini, diharapkan Kecamatan Arungkeke dapat menjadi lebih maju dan inklusif. (Oji Pajeka/ask/Pajeka TBM)