Makassar, Matasulsel – Bakal Calon Wakil Gubernur Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar, mengungkapkan keputusannya kembali maju pada Pilgub Sulsel 2018 melalui proses panjang. Mulanya, ia bahkan tidak memiliki niat untuk meramaikan pesta demokrasi, meski banyak ‘rayuan’ dari calon yang kini menjadi rivalnya.

Aziz berubah pikiran setelah bertemu dan berdiskusi panjang dengan Nurdin Halid (NH). Ketua Koordinator Bidang Pratama DPP Golkar itulah yang meyakinkannya untuk kembali memperjuangkan hak rakyat Sulsel. Idealisme membangun kampung dan menata kota menuju Sulsel Baru menjadi pemersatu duet tokoh nasionalis-religius itu.

“Calon lain memang ajak saya sebelum Pak NH. Tapi, waktu itu memang saya sampaikan hampir pasti tidak akan maju,” kata Aziz, dalam acara Kandidat Bicara yang disiarkan langsung Metro TV, Kamis, 8 Februari.

Butuh waktu cukup lama bagi NH-Aziz untuk mantap bersatu maju pada Pilgub Sulsel. Yang unik, keduanya sama-sama tidak mengincar kursi 01. Toh, mereka memutuskan kembali mengikuti kontestasi politik murni demi pengabdian membangun Sulsel Baru yang sejahtera dan berkeadilan.

“Sedari awal, saya tidak persoalkan posisi saya nantinya, apakah 01 atau 02. Yang utama adalah bagaimana membawa Sulsel menjadi lebih baik, lebih sejahtera,” terang anggota DPD RI tiga periode tersebut.

Senada, NH menyampaikan mulanya tidak pernah ada niat sedikitpun untuk bertarung pada Pilgub Sulsel tahun ini. Toh, bila kekuasaan dan kekayaan yang dicari, semua sudah diperolehnya di level nasional. Belakangan, setelah ‘didesak’ oleh sejumlah tokoh masyarakat dan melihat langsung ketertinggalan kampungnya, ia pun mantap untuk maju.

“Tidak ada niat saya mau jadi gubernur, saya sudah pernah nyalon pada 2003. Setelah itu saya melanglang ke pentas nasional. Tapi, ada panggilan pengabdian setelah melihat ketertinggalan Sulsel. Alhamdullilah, saya dipersatukan dengan Aziz yang memiliki idealisme sama untuk mengabdi membangun Sulsel,” pungkasnya. (*)