“Stigma tersebut (politik itu kotor) adalah sesat, bila dikonsumsi mentah-mentah. Segala aspek kehidupan sekarang selalu diputuskan melalui kebijakan politik, maka semakin banyak politisi yang pro kepada umat dan rakyat maka semakin bagus pula kehidupan beragama dan bernegara kita,” terang Aziz yang pernah tiga kali menjadi anggota DPD RI.

Senada dengan Aziz, NH menyampaikan posisi pesantren sangat strategis, termasuk dalam implementasi programnya. Ia mencontohkan program keumatan dengan membangun Rumah Al-Quran di tiap desa membutuhkan ribuan guru mengaji. Dengan asumis dua guru mengaji di tiap Rumah Al-Quran, pihaknya membutuhkan sedikitnya butuh 6 ribu guru mengaji untuk menjalakan program keumatan.

“Kebutuhan minimal 6 ribu guru mengaji itu kita harapkan bisa dipasok dari pesantren-pesantren yang ada. Makanya, NH-Aziz memberikan atensi, termasuk bantuan untuk pesantren agar anak-anak kita yang mondok bisa lebih nyaman dan fokus belajar. Muaranya ya kita harapkan output yang lebih berkualitas,” tutup mantan Ketua PSSI itu. (*)