Dalam kampanye dialogis tersebut, NH kembali menegaskan pentingnya program peningkatan spiritual dan pembinaan keumatan demi menangkal intervensi moral. NH sendiri tak menyangkal, penjajahan fisik telah berganti dengan penjajahan moral seiring perkembangan teknologi yang kian pesat.

Oleh karenanya, ia hendak memprioritaskan program yang menyentuh pihak bertanggung jawab dalam penangkalan intervensi moral. Adapun intervensi moral tersebut dapat dilawan melalui nilai agama dan kearifan lokal. Di antaranya, dimotori oleh imam masjid dan pegawai syara’.

“Kalau di daerah yang dikunjungi sebelumnya, seperti Maros itu, insentif imam desa sekitar Rp250 ribu. Sangat tidak sebanding dengan tugasnya sebagai abdi negara untuk menjaga moral masyarakat,” terangnya.

Karena itu, NH-Aziz memprogramkan agar insentif bagi imam desa bakal ditingkatkan menjadi Rp1 juta per bulannya. Di samping itu, program peningkatan spiritual lainnya ialah perbaikan rumah ibadah agar dapat ditempati  dengan khusyuk oleh jamaahnya. (*)