Bersama Aziz Qahhar Mudzakkar, NH menyebut telah memiliki strategi khusus mengatasi kelangkaan pupuk. NH-Aziz merancang sistem distribusi yang menjamin petani mendapatkan pupuk tepat waktu dengan harga terjangkau. Kelak, kata dia, tidak ada ruang bagi tengkulak. Hanya ada tiga pihak yang berhak menyalurkan pupuk kepada petani. Rinciannya yaitu koperasi, BUMDes dan kelompok tani.

Menurut NH, kelangkaan pupuk tidak seharusnya menjadi masalah yang berlarut-larut di Sulsel. Bila itu berlanjut, Sulsel hanya akan terjebak dan tidak mampu berkembang menjadi pusat agro-bisnis, apalagi pusat agro-industri. Disayangkan dia, potensi besar Sulsel sebagai pilar ekonomi kerakyatan yang belum dimaksimalkan lantaran arah konsep pembangunan yang tidak terarah.

“Sebenarnya konsep mantan Gubenur Sulsel, Amiruddin, sudah sangat baik. Khususnya soal tanam-petik-olah-jual. Sayangnya itu tidak berjalan baik dan tidak dilanjutkan sehingga muncullah permasalahan kelangkaan pupuk dan sebagainya. Ke depan, semua itu harus dibenahi dan membuat Sulsel menjadi pusat agro-bisnis dan agro-industri di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara,” pungkas NH yang juga Ketua Umum Dekopin. (*)