Makassar, Matasulsel – Ratusan mahasiswa UNM yang tergabung dalam massa aksi LK se-UNM ‘Orange Menggugat’ kembali melakukan demonstrasi di depan gedung Phinisi UNM Jalan A.P. Pettarani, senin (31/07/2017).

Aksi ini dilakukan dalam upaya menindak lanjuti aksi sebelumnya yang tidak mendapat respon baik dari Rektor Universitas Universitas Negeri Makassar. Para demonstran menuntut persoalan yang sama mengenai kenaikan biaya kuliah (Uang Kuliah Tunggal) untuk mahasiswa yang memasuki jenjang pendidikan semester sembilan serta keterlibatan lembaga kemahasiswaan dalam proses penerimaan mahasiswa baru.

Ratusan Mahasiswa UNM unjuk rasa di depan gedung Phinisi UNM Jalan A.P. Pettarani pada Senin (31/07/2017).

Sukri Kahir, wakil presiden BEM UNM menyampaikan bahwa aksi ini adalah aksi lanjutan kita sesuai dengan janji dari aksi sebelumnya.

“Kami kembali lagi di depan Gedung Phinisi ini karena tuntutan kami belum terpenuhi sejak Kamis lalu. Tentunya kami akan terus mengawal kasus ini sampai ada kejelasan dan kami akan kembali dengan jumlah yang lebih besar jika tuntutan kami tidak diindahkan oleh pihak birokrasi,” ungkapnya.

Aksi yang dihiasi dengan beberapa seperti orasi, puisi, bernyanyi dan meneriakkan yel-yel ini mengusung tema pokok tentang ‘Orange Menggugat Ironi Kampus Mahal’.

Selain itu, mereka juga mengusung beberapa tuntutan seperti :

Yang pertama, meminta kepada pihak rektorat agar secepatnya menurunkan pembayaran nominal UKT sebesar 50% dari UKT yang dibayarkan bagi mahasiswa angkatan 2013 yang telah melewati semester 8 dan mahasiswa program Diploma yang telah melewati semester 6.

kedua, Mencabut surat nomor 3115/UN36/TU/2017 mengenai masa study dan pembayaran UKT mahasiswa bidikmisi dan UKT nol yang dimana mahasiswa UKT nol tetap berada pada UKT nol serta mahasiswa bidikmisi yang dilepas beasiswanya mendapat UKT nol.

Ketiga, Memberikan lampiran penggolongan UKT untuk mahasiswa angkatan 2017 kepada aliansi.

Terakhir, memberikan ruang yang lebih besar dalam keterlibatan lembaga kemahasiswaan pada penerimaan mahasiswa baru baik dalam tataran universitas, fakultas dan jurusan.

Sampai aksi ini ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap, tidak satupun petinggi universitas yang bersedia menemui massa aksi untuk berdiskusi.

Kiriman: Widyawan Setyadi (Mahasiswa UNM)