Makassar, Matasulsel – Calon gubernur Sulawesi Selatan nomor urut satu Nurdin Halid mengisahkan pengalamannya saat menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Salah satu kenanganannya adalah saat PSSI mengusulkan Indonesia kepada FIFA sebagai calon tuan rumah Piala Dunia.

NH mengungkapkan, upaya pencalonan tersebut bergulir pada tahun 2010. Saat itu PSSI berbekal keberhasilan menyelenggarakan Piala Asia tiga tahun sebelumnya.

Di tengah persiapan, NH juga menyandang penghargaan bintang emas dari AFC, induk organisasi sepakbola Asia, karena untuk pertama kalinya menyelenggarakan Piala Asia di Indonesia.

NH menceritakan, saat itu Indonesia telah memenuhi delapan dari 12 tahapan pencalonan di FIFA. PSSI memenuhi hampir semua kriteria. Namun sayang, mereka tidak bisa memenuhi tahap ke-sembilan.

“Syarat di tahap selanjutnya adalah pernyataan pemerintah Indonesia mendukung PSSI untuk menyelenggarakan Piala Dunia. Itu yang PSSI tidak dapatkan,” kata NH saat menjadi tamu komentator pertandingan Piala Dunia antara Argentina melawan Kroasia, di studio K-Vision, Jakarta, Jumat (22/6) dinihari.

Menurut NH, pemerintah waktu itu di bawah kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhohoyono, awalnya mendukung langkah PSSI. Namun saat tiba waktunya pernyataan dukungan dibutuhkan, sikap pemerintah berbalik.

“Saya tidak tahu kenapa pemerintah saat itu tidak mendukung. Dan itu yang membuat Indonesia tidak lanjut,” ujar NH.

Seperti diketahui, FIFA memilih Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia tahun 2018. Selanjutnya di tahun 2022, ajang ini digelar di Qatar.

NH menyatakan telah memprediksi Piala Dunia 2022 jatuh ke negara Asia. Sebab trennya, tuan rumah bergiliran antar benua. Menurut hitungan PSSI di tahun 2010, saingan Indonesia untuk jadi tuan rumah antara lain Arab Saudi, Qatar, dan Australia.

“Kita juga sudah bangun kesepakatan bersama Australia untuk menjadi tuan rumah bersama. Jadi peluang Indonesia sangat besar, sangat siap,” katanya.

NH menyayangkan gagalnya pencalonan Indonesia mencalonkan tuan rumah Piala Dunia. Dia mengibaratkan ajang empat tahunan itu sebagai suatu pesta dalam suatu gedung. Bangsa-bangsa berpesta di dalamnya.

“Yang pasti, sepakbola bukan sekadar menang-kalah. Tapi meningkatkan peradaban sebuah bangsa. Sepakbola ada investasi di dalamnya, ada persaudaraan,” dia melanjutkan.