Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, Dimana spirit permusyawaratan dan mufakat sering kali ditelikung oleh kekuatan modal. Sehingga kata mufakat bukan lagi sebagai hasil dari kebijaksanaan bersama, tapi tak lebih sebagai kompensasi uang yang serba materi. Sehingga tidak heran kalau banyak kebijakan yang dilahirkan kurang menyentuh kesejahteraan dan kebutuhan dasar rakyat banyak.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, ini tentu belum dirasakan secara layak bagi masyarakat Indonesia. Lihatlah di tengah – tengah berlimpahnya sumber daya alam bumi nusantara, ternyata masih banyak kita temukan daerah – daerah miskin.

Penyebab Lunturnya Nilai Pancasila pada sebagian besar masyarakat

1. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, dan patriotisme di kalangan generasi muda karena tidak peduli terhadap Indonesia
2. Kurangnya pengajaran atau pendidikan karakter bangsa yang berlandaskan pancasila
3. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
4. Pergaulan bebas yang awalnya ikut-ikutan teman, meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika
5. Menganggap Pancasila hanya sebagai dasar negara

Padahal seperti yang kita ketahui masyarakat Indonesia memiliki banyak potensi, seperti Kreativitas yang tinggi, keberanian mengambil resiko, semangat, optimis, patriotisme, nasionalisme, kemampuan menguasai ilmu dan teknologi.

Hilangnya spirit nilai-nilai Pancasila ini kalau tidak secepatnya dipulihkan keluhuranya oleh negara, maka bisa jadi akan mematikan karakter dan nasionalisme anak bangsa yang berujung pada hilangnya jati diri bangsa. Namun tentu tak mungkin jika hanya mengharapkan peran tunggal Negara, harus ada keterlibatan semua pihak.

Pancasila, seharusnya bukanlah sekedar seremoni ritual para pejabat dan para elit politik. Pancasila adalah dasar negara, dan spirit dari nilai-nilai dasar bangsa yang harus terwujudkan dalam praktek kehidupan sehari-hari, khususnya oleh mereka, para pejabat, elit politik di negeri ini dan kita semua.

Agar Pancasila dapat benar-benar dirasakan oleh rakyat, sebagai sesuatu yang amat bermakna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis, adil, sejahtera dan bebas dari segala bentuk praktek manipulasi. Semoga dengan ini dapat kita temukan kembali spirit yang hilang tersebut.

Penulis : Widodo Wijaya Kusuma (Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Makassar Komisariat ATIM)