MATA SULSEL – Kota Buru merupakan salah satu kota di Provinsi Maluku yang memiliki pesona alam dan budaya yang luar biasa. Salah satu keindahan alam Kota Buru yang paling menonjol adalah keindahan Pantai Ratu Waeperang.

Pantai dengan pasir putih yang bersih dan air laut jernih berwarna biru menjadi tempat sempurna untuk bersantai dan menikmati keindahan alam. Selain keindahan alam, Kota Buru juga dilengkapi dengan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Masyarakat setempat.

Suku asli Pulau Buru, dikenal dengan sebutan Suku Buru, memiliki tradisi dan adat istiadat yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini. Selain keindahan alam dan budaya, Kota Buru juga memiliki nilai Sejarah yang penting.

Pulau ini pernah menjadi salah satu lokasi pembuangan para tahanan politik pada masa orde baru. Dengan segala keindahan alam, kekayaan budaya, dan nilai sejarah yang dimilikinya, Kota Buru menjadi destinasi yang layak untuk dijelajahi.

Kesehatan masyarakat di Kota Buru sangat dipengaruhi oleh pola hidup yang masih dekat dengan alam. kesehatan yang baik bukan hanya menjadi tanggung jawab dari individu, melainkan juga memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak termasuk pemerintah, Lembaga kesehatan, dan tenaga kesehatan.

Salah satu organisasi profesi yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat adalah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI). Di wilayah Buru, PAFI Buru (pafiburu.org) telah melakukan peran penting dalam optimalisasi pelayanan kesehatan melalui para ahli farmasi.

Peran PAFI dalam Kesehatan Masyarakat

Ahli farmasi memiliki peran penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Selain meracik obat dan melayani resep dokter, para ahli farmasi memiliki tugas untuk mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan obat yang tepat dan aman. Di Buru, para ahli farmasi tergabung dalam organisasi PAFI Buru yang memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pelayanan farmasi yang berkualitas. mereka berperan dalam memastikan ketersediaan obat yang memadai, mengawasi pendistribusian obat, serta memberikan penyuluhan terkait efek samping obat.

Di Tengah teknologi yang semakin berkembang serta meningkatnya kompleksitas sistem kesehatan, para ahli farmasi juga memiliki peran dalam mendukung program-program pemerintah, seperti imunisasi, pengendalian penyakit menular, dan sosialisasi gaya hidup sehat. Selain itu, ahli farmasi juga menjadi jembatan antara tenaga kesehatan dan masyarakat dalam memberikan informasi yang dapat membantu pasien dalam memahami kondisi kesehatannya serta bagaiman pengobatan yang diberikan dapat bekerja secara efektif.

Tantangan yang Dihadapi PAFI Buru

PAFI Buru masih menghadapi berbagai tantangan dalam upayanya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan dalam sektor sumber daya manusia yang kompeten di bidang farmasi. Wilayah Buru, seperti hanya daerah-daerah lain di Maluku, masih mengalami kekurangan tenaga farmasi yang berkompeten. Banya lulusan farmasi yang memilih bekerja di kota-kota besar, sehingga daerah terpencil seperti Buru mengalami kekurangan tenaga professional yang diperlukan untuk pelayanan Kesehatan yang optimal.

Selain keterbatan pada sumber daya manusia yaitu kurangnya tenaga professional pada farmasi, terdapat tantangan lainnya yakni rendahnya literasi kesehatan pada masyarakat. Banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya penggunaan obat secara tepat atau pengkonsumsian obat tanpa resep. Fenomena tersebut tidak hanya berisiko pada Kesehatan individu, melainkan dapat memicu terjadinya resistensi terhadap obat-obatan tertentu.

Strategi Optimalisasi Peran PAFI Buru

Peningkatan Kompetensi Tenaga Farmasi

PAFI Buru secara aktif perlu mendorong peningkatan kompetensi kepada para anggotanya. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan berkala dan seminar yang membahas perkembangan terbaru di bidang kesehatan dan farmasi. Selain itu, juga kerjasama dengan instansi yang memiliki program studi yang dapat memastikan ketersediaan tenaga farmasi yang kompeten di masa depan.