Optimisme Dibalik Elegi 79 Tahun Indonesia Merdeka
Meskipun menurut data BPS per maret 2024 tingkat kemiskinan melanjutkan tren menurun menjadi 9,03 persen dari 9,36 persen pada Maret 2023. Semoga Pemerintahan baru membawa kebaikan kepada seluruh tumpah darah Indonesia. Kemudian untuk kesekian kalinya rakyat akan memilih pemimpin di daerah dalam pemilihan kepala daerah serentak. Tentu ini adalah kesempatan yang sangat penting dan tidak boleh disia-siakan.
Untuk itu masyarakat harus memperhatikan sungguh-sungguh calon pemimpin yang akan dipilihnya. Proses mengidentifikasi dan memilah dilakukan seksama untuk memilih yang terbaik. Termasuk Kabupaten Jeneponto salah satu daerah dengan agenda pemilihan kepala daerah serentak. Maka selayaknya memperhatikan kebutuhan untuk Kabupaten Jeneponto karena masa depan akan ditentukan saat ini oleh masyarakat yang akan memilih putra terbaik Turatea.
Saat ini kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Jeneponto masih dalam list Daerah Miskin. Zona ini sudah harus ditinggalkan pada periode ini. Untuk itu tidak salah dan sangat wajar ketika masyarakat mencari pemimpin yang dapat mengetahui jalan keluar dari masalah kemiskinan yang sekian lama bersemayam di daerah ini.
Kabupaten Jeneponto ketika ingin keluar dari berbagai masalahnya, maka semua stake holders dari atas sampai kemasyarakat bergerak mencari jalan keluar. Jeneponto penuh dengan orang hebat yang jika mau berusaha mungkin akan mudah mengurai masalah dari yang terkecil sampai yang terbesar seperti bagaimana untuk keluar dari kemiskinan. Semua elemen dan elit daerah ini harus terlibat sebagai pegiat problem solving. Semua menjadi pelaku untuk menemukan solusi dari masalah Jeneponto.
Dalam hal kemiskinan misalnya, Pemerintah sebagai top level menjadi inisiator dan regulator melakukan analisis mendalam sebagai justifikasi untuk membuat klasterisasi yang signifikan pada angka kemiskinan. Sehingga didapatkan data presisi diperkotaan dan pedesaan. Kemudian memperhatikan klaster kota dan desa untuk dilakukan intervensi skala prioritas konteksnya dengan masalah kemiskinan, mulai dari perencanaan sampai outputnya.
Pelaksanaan program baik kelurahan maupun desa menggunakan anggaran yang prinsipnya value for money. Setiap penggunaan anggaran dapat bernilai dan bermanfaat jika tepat peruntukannya. Outputnya dapat terukur berkontribusi misalnya pada peningkatan pelayanan dasar yang berimplikasi kesejahteraan. Tujuan program untuk menunjang kesejahteraan masyarakat, apakah menurunkan angka kemiskinan atau sebaliknya.
Sejauh mana intervensi yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah terhadap Pemerintah Desa, jika ada yang ekslusif atau over otonom bagaimana tindakan yang dilakukan sehingga Pemerintah Desa dapat mendukung kebijakan atau regulasi dari atas. Kemudian pada level industri makro ada beberapa BUMN dan Perusahaan Swasta, mungkin dapat meningkatkan persentase pendapatan bagi daerah. Seterusnya adakah wujud atau implementasi perhatiannya terhadap kemiskinan masyarakat, maka monitoring dilakukan terhadap program seperti corporate social responsibility. Dapatkah berperan langsung atau tidak pada penurunan angka kemiskinan secara berkelanjutan. Atau yang berhubungan dengan pendidikan, memberikan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat minimal dalam wilayah produksinya secara berkelanjutan.
Perkuatan MoU pada segmen pasar terhadap ekonomi mikro juga dapat dilakukan secara periodik. Ini mungkin beberapa hal sederhana yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh top leader pemerintahan yang akan datang atau sementara berjalan dipemerintahan sekarang.
Mudah-mudahan saja program untuk kesejahteraan masyarakat sudah masuk dalam visi para calon sehingga siapapun nanti yang terpilih sepenuhnya menjadi development actors yang dapat mewujudkan harapan masyarakat. Ketika itu belum terencana maka jauh panggang dari api, alih-alih mencapai tujuan Indonesia Emas 2045 malah terjadi kesenjangan harapan yang diparodikan menjadi Indonesia lemas, tentu tidak ada yang menginginkan hal itu.
Masyarakat kita dewasa ini sangat kuat dengan ditempa kondisi sulit dan telah belajar dari situasi itu, sehingga banyak melahirkan enterpreneur membuka usaha-usaha rumahan untuk mengimbangi kebutuhan yang semakin mahal, ini merupakan respon orientasi masyarakat terhadap kondisi terkini yang juga terjadi pada masyarakat berpenghasilan menengah atau terikat dengan Pemerintah. Artinya bahwa kondisi yang dialami menyeluruh dan menyasar tiap strata masyarakat. Dari komunikasi pelaku usaha mikro terdapat suatu keinginan untuk diperhatikan dan dilibatkan dalam berbagai program Pemerintah.
Komunitas ini kreatif dan tangguh yang telah melalui fase dimana mereka beraktivitas dalam keterbatasan baik internal maupun ekternal. Saat pandemi covid misalnya pelaku usaha ini bertahan sampai saat ini. Komunitas ini adalah sumber daya Daerah, sebagai kekuatan ekonomi masyarakat yang beradaptasi dengan lingkungannya. Ketika ini diberdayakan dengan pembinaan berkapasitas, suatu saat tercipta social society untuk kemajuan masyarakat Jeneponto.
Semua uraian ini hanya sekapur sirih, masih banyak hal lain yang perlu pendalaman kajian. Belum lagi masalah sosial dan lingkungan yang juga memerlukan perhatian. Oleh karena itu semua dapat berpartisipasi sebagai insan merdeka berpendapat dan berkarya bagi kemajuan Indonesia pada umumnya dan terkhusus untuk Daerah Kabupaten Jeneponto.
Akhirnya dengan momentum hari kemerdekaan ini, mari kita semua anak bangsa bergandengan menatap masa depan Emas, dan saya ucapkan Selamat merayakan HUT Republik Indonesia ke 79 tahun. Salam “MERDEKA” dari Jeneponto untuk semua saudaraku sebangsa setanah air dimanapun berada. Semoga pekik Merdeka juga akan terdengar dari anak-anak negeri Palestina. (*)