“Pertumbuhan ekonomi Sulsel di kisaran 7 persen memang di atas rata-rata nasional. Namun muncul paradoks pertumbuhan karena data menunjukkan kemiskinan tidak berkurang signifikan, pengangguran bertambah, dan ketimpangan semakin melebar. Artinya, yang miskin semakin miskin, kaya semakin kaya,” bebernya.

Karena itu, Ketua Dewan Koperasi Indonesia ini menjanjikan bakal memulai pembangunan dari kampung sehingga dapat menata kota. Pembangunan di kampung tersebut, kata NH, disesuaikan dengan karakteristik dan anatomi kebutuhan masyarakat Sulsel.

Menggagas visi-misi tersebut, NH-Aziz merancang konsep Tri Karya Pembangunan. Penjabaran konsep tersebut ialah pembangunan berbasis infrastruktur, ekonomi kerakyatan, dan kearifan lokal.

“Di kampung penyokong sektor pertanian, misanya, infrastruktur di bidang pertanian akan dibangun. Perbaikan irigasi supaya sawah bisa panen dua kali dalam setahun,” pungkasnya. (*)