JENEPONTO, MATASULSEL – Dalam rangkaian kegiatan Appakabaji Vol. 2, Institut Pelajar Merdeka (TITTLE) mempersembahkan program “Pappasang” sebagai ruang edukasi dan refleksi bagi pelajar untuk membangun karakter dan kesadaran sosial. Tiga kelas utama yang dihadirkan menyasar persoalan krusial di kalangan remaja, yaitu: Adab dan Karakter, Bahaya Nafza dan Pergaulan Bebas, serta Pemberdayaan Perempuan, Kamis (24/7/2025).

Ketiga kelas ini dipandu oleh narasumber muda yang juga merupakan pengurus aktif TITTLE, masing-masing menyajikan materi dengan pendekatan yang kontekstual dan menyentuh realitas pelajar di lapangan.

Pada Kelas Nafza dan Pergaulan Bebas, M. Asri Rahman, mahasiswa Psikologi UNM, menyoroti secara tajam persoalan rokok dan vape di kalangan pelajar.

“Pada materi Nafza ini, berfokus pada bahaya dari rokok dan vape yang merupakan isu urgent di kalangan anak-anak di sini,” ungkap Asri.

Lebih lanjut Asri menekankan bahwa penyalahgunaan zat berbahaya ini kerap dimulai dari kebiasaan kecil yang disepelekan.

Kelas Adab dan Karakter dipandu oleh Ummi Kalsum, fasilitator Forum Anak Daerah, yang membangun kesadaran peserta akan pentingnya nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-hari.

“Materi ini menjadi harapan Kepala UPT SMPN 1 Rumbia, karena sangat penting untuk mendidik adab dan karakter dari pelajar saat ini yang sudah jauh dari apa yang kita harapkan,” tuturnya tegas.

Sementara itu, Kelas Pemberdayaan Perempuan menghadirkan Dewi Sartika, perwakilan UNICEF Muda, yang membahas urgensi perlindungan dan penguatan peran perempuan dalam lingkungan pendidikan dan sosial.

“Perempuan merupakan aset yang sangat berharga untuk dijaga, apalagi dengan banyaknya kasus-kasus terhadap perempuan yang masih sering kita temui,” kata Dewi, menggugah kesadaran peserta akan pentingnya kesetaraan dan ruang aman.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata dari komitmen TITTLE dalam membentuk generasi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara moral dan sosial. Pappasang hadir bukan sekadar memberi materi, tetapi juga menjadi ruang aman untuk berdialog, bertumbuh, dan bergerak bersama. (*)