California, Matasulsel – Dekat kota Merced di sebuah lembah di tengah California, Amerika Serikat, para ‘biarawati’ yang tergabung dalam “Sisters of the Valley” bukan hanya bercocok tanam buah, sayur dan kacang-kacangan. Mereka juga bertanam dan memanen ganja.

Mereka bukanlah biarawati asli dari lingkup gereja Katholik. Meski percaya Tuhan, para biarawati ini tidak termasuk dalam ordo Katolik manapun, sebab sebenarnya mereka memang bukan biarawati. Namun para perempuan ini saling memanggil rekannya dengan istilah ‘suster’ atau saudara perempuan yang menjadi panggilan kebiasaan di antara biarawati asli. Mereka juga memakai pakaian layaknya biarawati sungguhan.

Persaudaraan “Sisters of the Valley” berdiri sejak tahun 2014, tokoh di balik ‘sisterhood’ ini adalah Suster Kate yang bernama asli Christine Meeusen. Ia berpakaian ala biarawati Katholik, bergabung dengan gerakan protes Occupy Wall Street di AS tahun 2011. Ia mendorong orang-orang agar menaruh perhatian pada isu-isu publik.

Ketika orang mengatakan, ‘Toh, mereka bukan biarawati sejati,” Suster Kate akan menjawab “tidak ada biarawati. Mereka punah di negeri ini. Jika Anda mencari apa yang mendorong persaudaraan perempuan, ada lima elemen … Kita hidup bersama, kita mengenakan pakaian yang sama, kita bersumpah untuk mematuhi siklus bulan, kita bersumpah demi kesucian dan ekologi.”

Para ‘biarawati’ ini menanam ganja yang nantinya dipanen dan dijual sebagai obat. Mereka mengklaim kalau produk yang mereka jual 100 persen organik. Produk yang mereka buat dari daun ganja pilihan dapat mengobati berbagai penyakit. Daun-daun ganja ini mereka keringkan sebelum diproduksi.

Mereka juga membuat salep dan tonik dari bahan cannabidiol CBD yang memiliki sifat analgesik, anti-inflamasi dan anti rasa cemas. Para ‘biarawati ganja’ ini menjelaskan bahwa daun dan galur mariyuana, memiliki tingkat Tetrahydrocannabinol (THC) yang sangat rendah. Minyak dan kandungan CNB dari ganja dikemas di dalam wadah kecil sebelum dipasarkan. Produk-produk mereka juga dijual lewat online ke Kanada.

Para “suster” ini mengatakan tidak pernah memproduksi zat THC yang dapat menyebabkan penggunanya mabuk. Mereka membuat minyak CBD yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit di antaranya migrain, pusing, sakit telinga, dan sakit gigi. Tak hanya minyak, tonik dan salep, ada pula produk lain yang diproduksi para ‘Sistes of the valley’ ini. Sabun ini juga terbuat dari bahan mariyuana. Namanya: Sabun Kudus.

Saat ini, Sisters of the Valley menjalankan toko yang sangat sukses yang menjual produk ganja di Etsy, dengan hasil penjualan setinggi US$ 40.000 per bulan. mereka meraup keuntungan ratusan ribu dollar AS pada tahun 2016. Keuntungan disumbangkan ke berbagai pihak dan diinvestasikan kembali dalam produk untuk pembibitan.

Lebih dari dua lusin negara bagian AS telah melegalkan beberapa bentuk ganja untuk penggunaan medis atau rileksasi, namun obat tersebut tetap ilegal di tingkat federal. Kalifornia melegalkan penggunaan ganja untuk rileksasi pada November 2016. “Sejauh ini, umat Katolik memahami apa yang sedang kami lakukan,” klaim Suster Kate.

Bisnis “biarawati” ini terancam ditutup akibat rencana pelarangan pertanian ganja di wilayah Mercer, Kalifornia.Pemerintahan Donald Trump dan Jaksa Agung Jeff Sessions, pengkritik legalisasi ganja, telah jadi kekhawatiran beberapa industri ganja yang baru dilegalkan di negara ini. Tapi “biarawati gulma” itu mengatakan bahwa pemerintahan baru tak kendurkan tekad mereka. (yon-dw)

Sumber: suaranusantara