“Kontestasi pilkada kan mestinya yang dihadirkan adalah mengedepankan ide dan gagasan tapi kok malah menyerang pribadi tokoh-tokoh panutan kita, inikan tidak dibenarkan dan contoh yang tidak baik dalam berdemokrasi,” tambah mantan aktifis enrekang tersebut.

Sampe Udin Padanrangi juga menganggap bahwa saat tokoh-tokoh penggeraka diserang secara pribadi atau upaya pembusukkan karakter maka justru akan menguntungkan kotak kosong karena itu akan membuat pendukung tokoh tersebut semakin semangat dan termotivasi untuk solid memilih kotak kosong.

“Saat figur seperti: La Tinro La Tunrung, Saleh Rahim, Andi Nurhatman NK, Alzam Taqwa ataupun Amiruddin kalau diasosiasikan dekat dengan kotak kosong “dibusukkan” karakternya maka saat itu juga para loyalis mereka semakin mantapkan pilihan politiknya pada kotak kosong karena mereka tidak mau melihat tokoh panutan mereka dizalimi secara pribadi,” pungkasnya. (***)