PDAM Jeneponto Terus Berbenah Perbaiki Pelayanan dan Manajemen Perusahaan
JENEPONTO, MATA SULSEL – Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jeneponto Junaedi menyatakan terus berbenah dan perbaiki pelayanan penyaluran air kepada pelanggan maupun manajemen perusahaan. Hal tersebut diungkapkan Junaedi saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (7/2/2023).
Ia tidak menampik, kalau aspek penilaian kinerja dari Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian PUPR, saat ini PDAM Jeneponto memang trendnya masih rendah meskipun kini sudah mulai membaik.
“Kita akan benahi itu dan perbaiki bersama agar ke depan manajemen perusahaan kembali sehat,” kata Junaedi dengan nada optimis.
Ia menyebutkan, ada sekitar 10 ribu lebih pelanggan PDAM Jeneponto sampai saat ini. “Memang pasca banjir tadi beberapa mesin sempat mengalami kerusakan yang parah namun secara bertahap terus diperbaiki,” kata Karaeng Awing sapaan akrabnya.
Operasional menurutnya juga masih terpengaruh pascabanjir beberapa tahun lalu, karena ada elektronikal atau beberapa alat yang tidak sempurna lagi. “Namun kita senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dan kalau ada kerusakan akan semaksimal mungkin secepatnya memperbaiki,” ujarnya.
Ia berharap agar pelanggan atau masyarakat dapat memahami pola perbaikan di PDAM, beda dengan PLN kalau ada kerusakan, diperbaiki langsung nyala. “Kalau di PDAM, satu jam saja kerusakan, menjernihkan airnya saja sampai normal bisa tiga sampai lima hari.
“Kami sangat mengerti keluhan-keluhan dari para pelanggan itu khususnya air yang keruh. Hal itu pun pasti kami beritahukan kepada masyarakat. Kami pun bersama tim teknisi berusaha secepat mungkin melakukan perbaikan jika kerusakan tidak terlalu parah,” ujarnya.
Ia juga mengakui, PDAM memang belum bisa menyumbang terlalu besar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun prinsipnya di PDAM ini, ditegaskan Junaedi adalah bagaimana memikirkan air tetap mengalir, bukan semata-mata mencari keuntungan, karena masalah air ini merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat.
“Kalau mau untung banyak sebenarnya perusahaan bisa saja menaikan tarif per kubiknya. Karena menurutnya kalau dihitung-hitung, biaya produksi di PDAM memang lebih tinggi,” kata Junaedi.
Namun itu belum dilakukan, walaupun dari analisa kajian, agar keuangan perusahaan sehat dan menguntungkan, pungkasnya. (**)