Pemenang Nobel Prediksikan Tidak Terlalu Lama Lagi Wabah Corona Akan Mereda
Levitt yang memenangkan Nobel pada 2013, memprediksi negara-negara lain pun akan mengikuti pola serupa, bahkan tanpa harus menjalankan sistem lockdown ketat seperti yang dilakukan Cina.
ia kini menganalisis data dari 78 negara yang melaporkan adanya penambahan 50 kasus baru setiap harinya. Dia melihat adanya ‘tanda-tanda pemulihan’ di banyak negara itu.
yang menjadi fokus perhatiannya bukanlah total jumlah kasus, namun jumlah kasus baru yang teridentifikasi setiap hari. “Jumlahnya tentu saja masih mengkhawatirkan, tetapi tanda-tandanya jelas bahwa ada pelambatan kenaikan.” Dia bahkan melihat itu terjadi di Iran.
meski penambahan kasus di Iran setiap hari masih konstan (di atas 1.000), namun Levitt percaya Iran sudah melewati puncak krisis. “Iran sudah melewati titik tengah perjalanan.”
levitt juga menunjukkan apa yang terjadi di kapal Diamond Princess sebagai kasus penting. Diamond Princess adalah kapal di mana para penumpang berinteraksi secara intensif selama berhari-hari. Di kapal itu ada 3.711 penumpang, 712 terinfeksi dan 8 meninggal. Artinya, dalam kapal sepadat itu, yang terkena mencapai 19,2%. Tapi yang meninggal 1,12% dari yang positif Corona. Levitt menyatakan, masyarakat tidak boleh menganggap remeh Corona.
Tapi juga jangan terlalu panik.
Dalam hal ini ia mengeritik media yang menciptakan kepanikan dengan menonjolkan data-data penambahan jumlah korban dan kisah orang terkenal yang terkena. Levitt bahkan mengritik langkah-langkah lockdown atau menutup roda ekonomi yang pada gilirannya akan melahirkan kekalutan kesehatan tersendiri, akibat tingginya jumlah orang yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.
ia memperingatkan penelitian-penelitian yang menunjukkan peningkatan jumlah orang bunuh diri tatkala spiral ekonomi menurun. Virus ini hanya akan tumbuh secara eksponensial bila tidak ada kontrol terhadapnya, kata Levitt. “Kondisi sesungguhnya jauh dari tahap kehancuran sebagaimana yang mungkin dibayangkan.”
levitt juga merisaukan bahwa kepanikan akibat informasi tentang dampak Corona yang berlebihan akan mengakibatkan banyak orang takut dan justru tidak mau menyatakan dirinya terkena. “Mereka yang secara berani menyatakan dirinya terkena virus harus diperlakukan sebagai pahlawan,”ujar Levitt (https://www.latimes.com).(*)