Oke mengatakan keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan faktor cuaca yang tak bisa ditolerir. Dia menyebut, angka 75 ribu ton ini telah dihitung dan tidak akan menyebabkan surplus garam nasional.

Nantinya, apabila petani nasional sudah bisa kembali melakukan panen garam, maka pemerintah baru akan menetapkan kuota dan harga eceran tertinggi (HET) agar harga garam tidak anjlok.

“Ini akan terus kita monitor. Ketersediaan dulu kita tangani lalu bahas harga di tingkat konsumen apa harga acuan atau HET saat petani sudah bisa panen,” ujar Oke.

Dia berujar, nantinya garam impor tersebut akan masuk pada tiga pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan tersebut antara lain Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Belawan Sumatra, dan Pelabuhan Ciwandan Banten. (wck/kbr)