Bukan tanpa alasan, perubahan itu, lanjut wali kota dua periode ini lantaran anak muda saat ini sangat terpengaruh oleh informasi makanya karakternya bersifat individual. Ditambah lagi, jelas pria berlatar pendidikan arsitektur ini, orang Makassar memiliki karakter yang jauh beda dengan daerah lain. 

“Di sini dalam satu rumah bisa ada 10 partai,” ungkapnya.

Olehnya dinamika politik di Makassar begitu kuat. Bahkan disebutnya sebagai center (pusat) politik karena berhasil menghadirkan tiga bacapres secara langsung belum lama ini. Meski begitu, dia menuturkan solusi pendekatan itu ialah dengan mampu  mengambil hati voters Makassar. 

“Jadi orang di Makassar harus diambil hatinya, kalau sudah diambil hatinya maka ikut semua,” imbuhnya disambut tepuk tangan peserta talkshow.

Danny menekankan adanya upaya pencerdasan politik yang perlu dikampanyekan ditambah mitigasi-mitigasi yang dilakukan sedini mungkin dengan cara melibatkan semua pihak dan mendengarkan semua pendapat.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel Hasbullah mengatakan warisan hak pilih dan dipilih bagi kaum milenial patut disyukuri.

Menurutnya, dulu saat di zaman athena kuno demokrasi langsung cenderung percaya dengan hasil undian. Hal tersebut dikarenakan adanya kesetaraan di tengah masyarakat baik intelektual maupun hak kepemilikan.

Inilah, sebut dia, sebagai konteks warisan terbaik yang penting bagi masyarakat dalam membangun peradaban demokrasi.

“Jangan sampai hak politik itu hilang, berbeda di beberapa negara dimana memilih itu adalah kewajiban seperti di Australia, Argentina,” jelasnya.