Dimana tingkat prevalensi stunting Kabupaten Jeneponto terbilang tinggi, dari data BKKBN menunjukkan posisi presentase yakni pada kisaran 39,7 persen dengan jumlah anak berisiko stunting sebanyak 1.587 anak.

Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PP dan KB) Kabupaten Jeneponto dr. HM Iswan Sanabi, SP.Rad, MM mengungkapkan bahwa sosialisasi itu penting tapi pelaksanaan dan dukungan oleh seluruh stakeholder tidak kalah penting.

“Kita mendampingi keluarga, remaja calon pengantin, ibu hamil, Pus. Kita memberikan edukasi dan pemahaman kepada remaja calon pengantin bahwa program ini bukan hanya program pemerintah tapi program untuk rasa memiliki keluarga,” kata Iswan.

“Berbicara stunting sangat sensitif sekali. Dalam pengelolaan stunting kita perlu sangat berhati hati, perlu satu pendekatan khusus sesuai kearifan lokal. Stunting bukan hanya angka, tetapi kita mempunyai pekerjaan yang berat bagaimana kita bisa membangun generasi lebih unggul sesuai harapan pemerintah di tahun 2045 Indonesia emas,” terang Iswan. (*)