JENEPONTO, MATASULSEL – Dalam era milenial yang serba cepat, kita sering mendengar tentang pemuda yang memiliki keterampilan mumpuni.

Salah satunya adalah Agus, pemuda dari Kelurahan Panaikang, Kecamatan Binamu. Agus bukan hanya sekadar seorang pemuda biasa, ia adalah Ketua Karang Taruna yang aktif berorganisasi dan memiliki berbagai keterampilan yang tak banyak dimiliki oleh rekan-rekannya.

Agus dikenal luas karena kemampuannya di bidang kriya dan kreasi pertukangan. Setiap kali ada event organisasi, baik Karang Taruna, KNPI maupun lainnya, Agus selalu tampil memimpin tim dalam merancang dan menata panggung pertunjukan.

Keahliannya dalam memainkan alat-alat pertukangan membuatnya menjadi sosok yang dinanti-nanti. Selain itu, Agus telah berpengalaman dalam pembangunan rumah, plafon, gazebo dan katting.

Kemampuannya bergaul juga menjadi magnet bagi teman-teman pemuda, tidak hanya di kampungnya, tetapi juga di skala kabupaten. Ia dikenal oleh pemimpin daerah Jeneponto, termasuk bupati dan para pimpinan organisasi kepemudaan.

Tanggal 27 Oktober kemarin, Agus mengajak kami ke kebunnya yang luas dan produktif. Bersama orang tuanya, ia mengelola hampir 1000 pohon buah naga dan berharap untuk menghadirkan wisata kebun yang menarik, khususnya buah naga pepaya dan kolam ikan.

Keinginannya untuk bermitra dengan pemerintah, terutama Dinas Pertanian, menunjukkan komitmennya untuk memajukan pertanian lokal dan milenial. Agus juga memiliki ide untuk menghasilkan produk diversifikasi dari bahan baku lokal, seperti buah naga dan pisang.

Dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-79 yang jatuh pada tahun 2025, Agus merefleksikan semangat Sumpah Pemuda di era kekinian.

Ia menggambarkan kemandirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki pemuda Indonesia untuk terus tumbuh dan berkontribusi bagi masyarakat. Agus adalah contoh nyata bahwa pemuda masa kini tidak hanya bisa bermimpi, tetapi juga mampu mewujudkan impian tersebut melalui keterampilan dan kerja keras.

Sumpah Pemuda bukan sekadar jargon sejarah, tetapi sebuah semangat yang dihadirkan kembali oleh pemuda seperti Agus.

Ia menunjukkan bahwa pemuda Indonesia memiliki tanggung jawab untuk berinovasi dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Dengan keterampilan dan semangat yang dimilikinya, Agus menjadi inspirasi bagi pemuda lainnya untuk tidak hanya mengandalkan pendidikan formal, tetapi juga mengasah keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Melalui kebun buah naganya, Agus tidak hanya menanam pohon, tetapi juga menanam harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Di tengah tantangan yang ada, Agus adalah bukti bahwa semangat Sumpah Pemuda masih hidup dan bersemangat dalam diri pemuda Indonesia. (*)