Makassar, Matasulsel – Jelang penetapan kandidat dan pengundian nomor urut kontestan Pilgub Sulsel 2018, sejumlah pentolan tim dan elit parpol pengusung Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) justru menunjukkan ketidakkompakan.

Selain sebagian timnya beralih mendukung kandidat lain, seperti sekretaris tim di Luwu Utara yang memilih merapat ke IYL-Cakka, juga sebagian relawannya mengarahkan dukungan ke Agus-TBL, seperti komunitas Satria.

Begitu juga beberapa elit parpol pengusungnya terang-terangan memilih ke kandidat lain. Seperti pentolan PKS Tamsil Linrung mendekat ke NH-Aziz. Elit PAN, sebagian pamer Salam Punggawa atau salam yang diidentikkan untuk IYL-Cakka.

Bukan hanya itu, sejumlah keluarga dekat NA secara vulgar memberi dukungan ke IYL-Cakka. Diantaranya sepupu NA, Karaeng Joni yang sebelumnya menjadi pentolan tim akar rumput NA.

Ada juga Karaeng Saso yang memilih menjadi tim rumah kita IYL-Cakka di Bantaeng. Begitu juga, beberapa kerabat dekat lain Bupati Bantaeng itu, justru lebih respek ke IYL-Cakka. Termasuk sejumlah warga Bantaeng.

Karaeng Saso diberbagai kesempatan, menegaskan alasannya kenapa harus meninggalkan NA-ASS. Salah satu penyebabnya, ia butuh pemimpin yang komitmennya bisa dipegang. Bukan justru lain di mulut, lain diperbuatan.

“Jangan karena tawaran atau apapun namanya, baru kita menggadaikan komitmen kita. Termasuk dalam mengganti pasangan. Itu salah satu alasannya, kenapa saya harus mengalihkan dukungan,” terang Karaeng Joni.

Bukan hanya Karaeng Joni, kerabat dekat NA, Karaeng Saso juga berkomitmen untuk all out memenangkan IYL-Cakka. Alasannya, Sulsel butuh pemimpin yang tidak piawai berbohong demi pencitraan semata.

“Saya tahu kondisi yang sesungguhnya di Bantaeng. Jadi saya tidak bisa menelan mentah-mentah kalau ada yang bilang berhasil dimana-mana, tapi kenyataannya tidak demikian di Bantaeng,” tegas Saso, pemilik dan pembina “perkampungan” bahasa Jepang di Bantaeng.

Untuk diketahui, sejumlah pengurus dan kader Gerindra juga sudah “cabut” dari barisan NA-ASS. Jelang pendaftaran, partai ini menarik dukungannya, dan mengalihkan ke Agus-TBL.

Partai Gerindra, bahkan sudah meminta kepada NA-ASS, dan menginstruksikan kepada pengurus dan kadernya untuk menurunkan atribut NA-ASS yang masih memuat logo Gerindra dan foto Prabowo Subianto.

Informasi yang dihimpun, jika kondisi seperti ini terus terjadi di internal pasangan NA-ASS, bukan tidak mungkin suara dukungannya akan terus melemah dan kritis. (*)