Subhan sebagai koordinator penyuluh di Kecamatan Kalukku mengatakan saat ini petani antri menggunakan mesin combine harvester untuk panen padi karena keterbatasan unit yang tersedia. Setiap hari mesin combine harvester bisa berpindah 2-4 lokasi panen padi.

Petani lebih memilih menggunakan mesin combine dari pada tenaga kerja manusia karena mesin combine harvester lebih ekonomis dan mampu menekan biaya panen sampai 50%. Hal tersebut sejalan dengan arahan Penjab UPSUS Prov. Sulawesi Barat ibu Dr. Ir. Rita Mezu, MM bahwa ke depan petani akan diajak untuk melakukan usahatani berbasis pada penggunaan alsintan modern seperti penggunaan transplanter untuk tanam sampai penggunaan combine harvester untuk panen.

Kepala BPTP Balitbangtan Sulbar, Dr. Ir. Nurdiah Husnah, M.Si. mengatakan “Penggunaan teknologi perrtanian, perlu terus dipacu, agar hasil maksimal dapat dicapai, oleh petani.” (*)