“Dari modal awal kurang dari Rp 5 juta saat ini telah mampu menghasilkan hingga Rp 40 juta per bulan nya. Karena penjualan bukan hanya dilakukan di wilayah Indonesia saja tapi telah menjangkau negara lain seperti; Jepang, Polandia dan Italia,” terangnya.

Astaria membeberkan harga pasaran produk untuk dalam negeri di mulai dari harga Rp50 ribu hingga Rp200 ribu. Untuk pemasaran diluar negeri berkisar antara 5 ribu hingga 6 ribu dolar.

Sementara, owner Bengok Craft, Firman mengapresiasi adanya dukungan dari pihak Bank Indonesia yang telah memberikan kontribusi atas usahanya tersebut.

Firman menyebutkan beberapa upaya yang dilakukan pihak perbankan telah mampu mengantarkannya pada gerbang internasional dari produk berbahan dasar eceng gondok itu.

“Walau terbilang sampah, tapi dengan bantuan perbankan dalam hal ini Bank Indonesia kami yang berjumlah 20 orang dalam proses produksi sangat terbantu karena telah menjadi support sistem dalam peningkatan Bengok Craft,” paparnya.

Firman pun mengatakan dari arahan dan juga inisiasi BI dirinya mampu membangun komunikasi dengan para pengrajin.

“Bukan hanya diajarkan untuk bisa membangun komunikasi tapi kami juga diberj peluang untuk ikutserta dalam event pameran kerajinan tangan di luar negeri. Sehingga hal itu menjadi motivasi kembali untuk melakukan inovasi dalam karya produk yang lebih kreatif,” terangnya.