Pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Sulsel Sebut NH-Aziz Tak Diskriminatif
Makassar, Matasulsel – Pasangan calon Gubernur-calon Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar terus menuai pujian dari sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat di Sulsel. Kali ini, pasangan tegas, merakyat, dan religius ini memperoleh sanjungan dari pengurus DPW Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sulsel.
Salah satu pengurus DPW PITI Sulsel, Rizqian mengakui kapabilitas kedua figur di level nasional bahkan internasional ini. Khususnya, berkaitan dengan sepak terjang dalam membina keummatan.
“Terutama dengan Ustad Aziz karena beliau selama ini memang sudah diakui begitu aktif di gerakan-gerakan Islam,” ujarnya.
Putra Ketua Yayasan Masjid Cheng Ho Kabupaten Gowa ini menjelaskan, paduan NH-Aziz dianggap mampu menghilangkan sekat yang kerap mendiskriminasi antara suku, agama, dan etnis. Menurutnya, hal tersebut merupakan kriteria pemimpin ideal bagi masyarakat Sulsel yang plural.
“Masjid Cheng Ho yang ada di Hertasning itu kan ingin menegaskan bukti bahwa Islam itu bukan hanya pribumi. Islam ada di semua etnis, termasuk etnis Tionghoa. Sehingga kami berharap jika yang menjadi gubernur tidak ada diskriminasi,” pungkasnya.
Pasangan NH-Aziz dikenal sebagai paket yang menghargai keberagaman sesuai dengan kondisi kemasyarakatan di Sulsel. NH menjamin, toleransi dan kerukunan antargolongan akan menjadi pondasi utama dalam mewujudkan kehidupan yang tenteram.
“Negeri ini hidup dengan semangat benteng pluralisme. Kita tidak butuh intoleransi. Insya Allah, bila ditakdirkan menjadi gubernur, saya menjamin tidak bakal ada perbedaan perlakuan apalagi pelayanan (kepada seluruh elemen masyarakat),” tegas NH.
Di samping itu, Aziz Qahhar juga selama menjabat sebagai legislator DPD RI selama tiga periode berturut-turut ikut merumuskan serta getol melakukan sosialisasi terkait empat pilar kebangsaan. Pancasila sebagai salah satu pilar kebangsaan merupakan platform utama dalam merawat sikap anti diskriminatif serta persatuan dalam keberagaman.
“Sejarah dibangunnya dasar negara ini, yakni Pancasila sudah disusun secara cerdas oleh para pendiri bangsa ini. Mereka menyatukan keanekaragaman itu dalam satu tubuh Pancasila, sehingga hormat menghormati, harga menghargai terhadap suku dan agama yang berbeda sudah lama final di bangsa ini,” pungkas Aziz. (*)