Pimpin Taman Kanak-kanak Tamalanrea, Andi Agustini Diong Disanjung Warga dan Pemdes
SELAYAR, MATA SULSEL – Memimpin sekolah dan sekaligus menjadi tenaga pendidik di daerah pedalaman terpencil yang jauh dari hiruk pikuk aktivitas warga kota dan suara bising kendaraan bermotor menjadi rutinitas baru, Andi Agustini Diong.
SK penugasan baru, mengantar langkah kaki, Andi Agustini Diong, menapaki gerbang Taman Kanak-kanak Desa Tamalanrea, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Selayar Sulsel dengan perwajahan awalnya yang jorok, miris, dan memprihatinkan.
Tugas untuk merubah kesan kusam dan jorok sebuah lingkungan kerja, tentu bukan sebuah perkara yang mudah untuk dikerjakan dan dituntaskan oleh seorang kepala sekolah wanita.
Kendati begitu, tantangan tugas baru yang harus dihadapi dan diemban di awal masa pengabdiannya sebagai seorang kepala sekolah, tak sedikitpun menyurutkan semangatnya.
Karakter sebagai seorang wanita berdisiplin tinggi dalam menunaikan tugas dan kewajiban sebagai seorang Aparat Sipil Negara (ASN) melatih dirinya untuk terbiasa menghadapi tantangan pekerjaan.
Sikap serta kepribadian ulet dan pekerja keras yang melekat pada diri seorang Andi Agustini Diong membuatnya bisa dengan mudah menjawab tantangan pekerjaan.
Hal tersebut mulai terlihat dalam empat bulan masa kepemimpinan Andi Agustini Diong, sebagai kepala sekolah baru di lingkungan Taman Kanak-kanak Tamalanrea.
Kegiatan penataan lingkungan sekolah, perlahan mulai dilakukan bersama sama dengan jajaran staf, guru, serta warga masyarakat setempat yang bekerja bahu membahu ‘menyulap’ tatanan kondisi lingkungan sekolah hingga terlihat jauh lebih apik dan tertata rapi dari sebelumnya.
Tidak butuh waktu lama bagi seorang Andi Agustini Diong untuk bisa menghadirkan kesan perubahan yang sejurus kemudian mendapatkan pengakuan dari aparat pemerintah desa setempat.
Ia dinilai piawai dan terbukti mampu menghadirkan warna tersendiri di lingkungan Taman Kanak-kanak Tamalanrea.
Aura dan harapan kehidupan sekolah, perlahan mulai nampak dari goresan kanvas yang digunakan untuk melukis beberapa bagian dinding sekolah dengan menampilkan gambar pemeran film kartun sebagai daya tarik dalam merangsang imajinasi, kreatifitas, dan minat belajar anak, layaknya sebuah lingkungan pendidikan anak usia dini (PAUD).
Penataan pekarangan sampai penempatan pot bunga di sepanjang ruang kelas dan kantor, perlahan tapi pasti mulai merubah wajah lingkungan sekolah menjadi lebih berkesan asri, dan hijau.