JENEPONTO — PJ Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri, bertemu dengan Tim Pilar Nusantara (Pinus ) yang dipimpin oleh Direktur Pilar, Syamsuddin Awing bersama konsultan pengembangan EFT Roy Salam dan Ahmad Taufik di ruang kerja Bupati. Senin (7/10/2024).

Pertemuan ini bertujuan untuk menjajaki strategi peluang Pemerintah Daerah (Pemda) Jeneponto dalam pembangunan hijau dan pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Direktur Pattiro, Jeka Haerullah Lodji, dan mencakup berbagai inisiatif yang bertujuan untuk mendorong desa-desa dalam menjaga dan meningkatkan tutupan lahan melalui penanaman pohon, termasuk tanaman yang memiliki nilai ekonomi seperti sukun.

Junaedi menekankan pentingnya pemeliharaan mangrove yang tidak hanya bermanfaat bagi ekosistem tetapi juga berpotensi menangkap karbon dan mendukung pengembangan ekonomi biru, termasuk wisata dan skema trading karbon.

“Pembangunan yang berkelanjutan adalah fokus utama kami. Kami ingin mendorong desa-desa untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan, “ungkapnya”.

“Hal ini sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045,” kata Junaedi.

Selain itu, Junaedi menjelaskan bahwa Pemda Jeneponto saat ini sedang merumuskan kebijakan jangka panjang yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan.

Salah satu terobosan yang sedang di diskusikan secara serius adalah skema Ecological Fiscal Transfer (EFT), yang memberikan transfer anggaran dari kabupaten kepada desa berdasarkan kinerja lingkungan.

“Desa-desa yang berhasil dalam menjaga dan memelihara lingkungan akan mendapatkan alokasi kinerja dari Anggaran Dana Desa (ADD) dan sumber pendanaan lainnya,” tambahnya.

Syamsuddin Awing selaku Direktur Pinus, sebagai mitra lokal The Asia Foundation (TAF) di Sulawesi Selatan, menilai pertemuan ini sebagai langkah positif dalam memperkuat kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Diskusi dilanjutkan di Warung Coto Kuda, di mana Bupati Jeneponto Junaedi memperkenalkan keragaman kuliner khas Jeneponto, menambahkan dimensi budaya dalam dialog tentang pembangunan. (Oji Pajeka).