Sementara itu, Dr. Irvan Roberto dalam paparannya menjelaskan substansi Grand Design Pembangunan Kependudukan Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk capaian dan tantangan yang dihadapi Kabupaten Jeneponto. Ia menyoroti beberapa temuan penting sebagai bahan evaluasi bersama, di antaranya:

1. Dokumen GDPK Jeneponto belum sepenuhnya menjadi rujukan perencanaan kegiatan pembangunan. Dari 30 indikator yang harus dipenuhi, hanya sebagian kecil yang terealisasi.

2. Total Fertility Rate (TFR) Jeneponto pada tahun 2024 tercatat 2,12, dan terus mengalami tren penurunan. Hal ini memerlukan strategi khusus untuk mempertahankan jendela bonus demografi yang diperkirakan berakhir pada tahun 2039.

3. Peningkatan Age Specific Fertility Rate (ASFR) kelompok usia 15–19 tahun, yang mengindikasikan peningkatan pernikahan dini. Hal ini berdampak pada risiko kehamilan tinggi dan potensi stunting.

“Pembangunan Kependudukan 5 Pilar harus menjadi bagian dari indikator dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah. Ini penting sebagai dasar dalam menyusun kebijakan dan penganggaran lintas sektor,” tegas Irvan Roberto.

Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi antar lembaga dan pemangku kepentingan semakin kuat dalam mendorong pembangunan kependudukan yang berkualitas, berkelanjutan, dan inklusif di Kabupaten Jeneponto. (*)