“Jadi pada tahun 2017 kita mengusulkan untuk pengembangan usaha garam, dan 2018 kegiatannya diantaranya rekonsiliasi integrasi lahan tambak garam yang metodenya mengarah ke peningkatan produksi dan kualitas produksi. Dengan memasukkan satu hamparan lahan tambak yang dikelola melalui pendekatan kawasan tidak terpisah-pisah. Lahan yang dibutuhkan seluas 15 hektar,”ucap Abd.Muis, S.Sos Kasi Kemitraan Usaha, IPTEK, Informasi Perikanan, Kelembagaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam

Meggunakan metode pendekatan kawasan, DKP Kabupaten Takalar melakukan perbaikan atau rekonstruksi tambak, serta memberikan sarana dan prasarana untuk produksi garam.

Sarana dan prasarana tersebut berupa geo membran (plastik), dan pada tahun 2018 melibatkan koperasi penyalur sarana dan prasarana lainnya termasuk alat uji kualitas garam, untuk disalurkan ke kelompok penerima manfaat yang terdiri dari 13 petani tambak.

“Dari segi lokasi integrasi tambak garam sudah dimanfaatkan dengan baik, ini bisa menjadi motivasi petani tambak garam sehingga nanti harga garam mulai stabil karena disatu sisi, potensi lahan kita cukup baik untuk pengembangan,”pungkasnya Kepala DKP Takalar Sirajuddin Saraba S.STP.,M.Si

Penulis : Rheny
Editor    : Rey