PT.Pelni Tambah Operasikan 3 Kapal Negara Untuk Layani Tol Laut
“Dalam menjalankan penugasan program tol laut, Pelni tidaklah bergerak sendiri. Seiring perkembangan program ini, mulai pada tahun 2017, ada beberapa operator lain yang turut mengerjakan program tol laut baik itu BUMN maupun swasta,” imbuh Yahya.
Yahya menjelaskan, terkait masalah muatan balik kapal tol laut yang belum berjalan secara maksimal juga dialami oleh semua operator, tidak hanya Pelni.
Menurut dia, hal tersebut disebabkan karena daerah tujuan kapal tol laut bukanlah daerah maju ataupun daerah penghasil industri yang menjadi kebutuhan rutin.
“Hal yang mesti diingat adalah daerah tujuan kapal tol laut merupakan wilayah T3P (terpencil, terluar atau terdepan, tertinggal dan perbatasan) yang jumlah penduduknya sedikit, akses terhadap kebutuhan pokok terbatas, dan potensi muatan balik berupa ikan laut, hasil hutan dan perkebunan yang tidak terlalu banyak,” jelasnya.
Lebih lanjut, diungkapkan oleh Yahya bahwa beberapa potensi muatan balik, terkait hasil pertanian dan perkebunan memiliki masa panen, waktu tanam dan waktu panen yang rentangnya cukup jauh.
“Kurang bijak bila hanya kami yang dituduh belum berhasil dalam muatan balik, tapi seluruh kapal tol laut diinisasi Kemenhub terbelenggu dengan muatan balik. Tidak logis bila mengukur keberhasilan tol laut hanya dengan ukuran muatan balik sebagai keberhasilan tol laut. Sejatinya dengan sedikitnya penduduk yang dilayani dan keterbatasan infrastruktur di daerah tujuan tol laut, kinerja tol laut sulit diukur dengan volume barang yang diangkut, utamanya untuk muatan balik yang volumenya masih kecil,” terangnya.
Yahya menambahkan, kinerja tol laut tidak harus diukur dengan volume barang angkutan balik. Tol laut harus diukur dari sisi lain, diantaranya terpenuhinya kebutuhan pokok, pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi serta pemerataan kesejahteraan warga di seluruh negeri, termasuk di daerah terpencil, terluar atau terdepan, tertinggal dan perbatasan (T3P).
“Jadi mengukur kinerja tol laut bukan hanya sebatas berapa banyak muatan balik yang diangkut, tapi berapa jiwa dapat disejahterakan di pelosok Nusantara,” kata Yahya.
Sumber : ANTARASULSEL
Editor : Syahrul