“PPM ini sangat bagus berbeda dengan program perusahaan lainnya. Apalagi PT Vale melibatkan disabilitas dalam menjalankan program ini, Hal itu merupakan praktik nyata nilai-nilai inklusi sosial. Artinya, PT Vale sadar bahwa semua orang berhak atau memiliki kesempatan yang sama, dan Unhas siap membantu apa yang dibutuhkan oleh PT Vale,” jelasnya.

Mahasiswa KKNT Unhas Mendapat Perspektif Baru tentang Pertambangan PT Vale

Mahasiswa KKNT Unhas mengaku terkesan dengan program PT Vale terkait lingkungan dan sosial yang dijalankan selama ini. Bahkan, PT Vale dianggap berhasil mengubah stigma mahasiswa Unhas mengenai perusahaan pertambangan yang hanya merusak lingkungan.

Stigma tersebut terbantahkan, khususnya setelah mereka mengunjungi pusat persemaian (Nursery) PT Vale seluas 2,5 Ha berkapasitas 750 ribu bibit per tahun. Pusat persemaian ini telah terintegrasi menjadi Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea.

Selama kunjungan di Nursery, mereka mendapatkan penjelasan mengenai proses pertambangan berkelanjutan yang dijalankan oleh PT Vale. Mulai dari penambangan, kemudian melakukan reklamasi, hingga rehabilitasi lahan dan revegetasi.

Menurut seorang peserta KKNT, pernyataan tentang PT Vale tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, ternyata tidak benar adanya.

“Ternyata PT Vale tidak hanya melakukan reboisasi di wilayah bekas tambanganya, tetapi juga melakukan reboisasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) di 13 kabupaten se-Sulsel,” ujar salah satu mahasiswa KKN Posko Matompi, Ima Kharisma.

Ima juga mengaku takjub karena PT Vale mampu memproduksi sendiri bibit pohon. “Seluruh bibit pohon yang ditanam oleh PT Vale, semuanya diambil dari Nursery yang ditanam dan dirawat sendiri,” jelasnya.

Peserta KKN Posko Matompi tersebut juga memuji program PPM PT Vale, yang dianggapnya sangat detail dan bersentuhan langsung dengan masyarakat bahkan kelompok disabilitas.

Seperti program di desa yang ditempatinya, yakni Desa Matompi, PT Vale membantu Kelompok Pemuda Woliko membuat peternakan ayam kampung organik, dengan ketua kelompok yang juga penyandang “different abilities”.

“Kami sangat bahagia bisa dilibatkan dalam program ini, karena bisa bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.

Selama menjalani KKN di Desa Matompi, Ima dan temannya sangat serius memberikan pendampingan kepada Kelompok Pemuda Woliko mengembangkan usaha peternakan. Pendampingan mereka awali dengan observasi, kemudian memetakan masalah, dan menawarkan solusi untuk permasalah yang dihadapi.

“Hasil observasi kami, ada beberapa permasalah. Pertama, kurang efektifnya pemasaran digital, dan logo desain produk yang kurang menarik. Untuk pemasaran digital, kami menilai kelompok ini kurang memanfaatkan digital marketing atau sosial media. Selama ini, pemasarannya sangat sempit hanya sekitar Sorowako dan Towuti, sementara kami melihat mereka bisa menjangkau hingga luar Luwu Timur. Kami juga membuatkan logo yang lebih menarik ,” jelasnya,

Inovasi untuk peningkatan kualitas program PPM juga dilakukan oleh Posko Parumpanai. Mahasiswa KKNTdi Posko Parumpanai melakukan pendampingan terhadap petani padi organik.

Kordes Posko Parumpanai Andi Jufriadi Arsimit, memuji PT Vale yang mampu menghadirkan padi organik di tengah-tengah masyarakat yang sudah terbiasa dengan padi non-organik.

Menurutnya, padi organik selain menjanjikan dari segi ekonomi, juga lebih sehat dan ramah lingkungan.

Masukan-masukan peserta KKNT tersebut ditanggapi dengan tangan terbuka oleh PT Vale. Director Manager External Relations PT Vale Endra Kusuma menyatakan, masukan yang ditawarkan mahasiswa sangat bagus, dan dapat ditindaklanjuti, baik oleh PT Vale maupun oleh pemangku kepentingan lainnya.**