YOGYAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) terus mewujudkan komitmennya untuk turut mengkampanyekan pentingnya perusahaan khususnya tambang dalam beroperasi senantiasa peduli terhadap keberlanjutan.

Salah satunya dilakukan PT Vale dengan hadir bersama sejumlah perusahaan Pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) dengan mengikuti pameran Keanekaragaman Hayati (Kehati) di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (31/8/2023).

Pada pameran tersebut, PT Vale menghadirkan informasi terkait upaya yang telah dilakukan dalam menjaga agar lingkungan pada area operasional maupun di luar area operasional tetap terpelihara, melalui andil perusahaan dalam mendukung program pelestarian hutan beserta ekosistem didalamnya.

Beberapa informasi dihadirkan, seperti upaya rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan (16 Kabupaten) dengan luasan 14.230 Hektar, Provinsi Sulawesi Tengah (2 Kabupaten) dengan luasan 2.310 hektar dan Provinsi Jawa Barat (3 Kabupaten) seluas 435 hektar.

Sementara total pohon yang telah ditanam mencapai 3,7 juta pohon, termasuk di antaranya 17.631 pohon endemik.

Termasuk, memperkenalkan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea yang merupakan fasilitas yang dikembangkan dari Nursery PT Vale.

Taman Kehati menjadi sarana konservasi flora dan fauna, sarana edukasi keanekaragaman hayati, tempat rekreasi dan sarana olahraga jogging. Taman ini telah diresmikan pada 30 Maret 2023 lalu oleh Presiden Joko Widodo.

Director Environment and Permit Management PT Vale, Zainuddin menjelaskan, kampanye terhadap komitmen keberlanjutan patut dilakukan agar masyarakat tahu, bahwa sebagai perusahaan tambang PT Vale sangat konsen untuk menjaga lingkungan dengan melakukan berbagai program tidak saja merehabilitasi DAS tapi juga melakukan penanaman pohon serta melakukan konservasi flora dan fauna untuk mencapai target ‘no biodiversity loss’.

“Kampanye komitmen keberlanjutan kita harus terus disebarluaskan ke masyarakat, salah satunya melalui lingkungan kampus agar mereka bisa mengetahui andil perusahaan dalam menjaga keberlanjutan sesuai nilai-nilai perusahaan: menghargai bumi dan manusia,” jelasnya.

Zainuddin menuturkan, good mining practices yang telah diterapkan PT Vale selama 55 tahun tentunya semakin menegaskan, jika perusahaan sangat memperhatikan seluruh aspek dalam beroperasi.

“Kegiatan ekstraksi pertambangan sangat penting mendukung aktivitas manusia, tentunya diharapkan saat yang bersamaan kegiatan tidak boleh mengorbankan kelestarian lingkungan. Makanya penerapan good mining practices menjadi hal yang wajib dijalankan,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dyah Murtiningsih, menyebut mereka yang diundang adalah perusahaan yang konsisten dalam melakukan konservasi sumber daya alam hayati.

“Di sini juga ada perusahaan-perusahaan yang kita undang untuk hadir, ini adalah perusahaan-perusahaan yang sudah konsentrasi dan konsisten di dalam melakukan konvservasi sumber daya alam hayati, meskipun mereka bidang tugasnya terkait perusahaan tambang dan lain-lain,” jelasnya dalam sambutannya, Kamis (31/08/2023).

Dyah menyebut, perusahaan-perusahaan yang hadir tersebut sudah memiliki komitmen untuk melakukan sejumlah upaya menjaga konservasi keanekaragaman hayati.

“Ada beberapa yang sudah kita lihat, komitmen perusahaan untuk menjaga konservasi sumber daya alam hayatinya yang ada di wilayah konsesinya, dan tentu saja aktivitas rehabilitasi yang sudah dilakukan, dan tentu saja reklamasi yang harus mereka kembalikan,”katanya.

Menurutnya, perusahaan ini sudah memiliki prestasi dalam menjaga keanekaragaman hayati di wilayah konsesinya, sudah melakukan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) di wilayahnya, serta sudah melakukan reklamasi tambang, meskipun ini semua masih berproses.

Selain dihadiri oleh delapan perusahaan, kegiatan yang digelar dalam rangka penganugerahan Doktor Honoris Causa kepada Wahyudi Wardojo tersebut juga dihadiri oleh sejumlah mahasiswa, sivitas akademika, serta masyarakat umum.

Mereka yang hadir adalah pihak-pihak sangat konsentrasi terhadap keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.