Memasuki Bulan Ramadhan yang tersisa beberapa hari kedepan, kita berharap bahwa umat Islam dapat meningkatkan solidaritas sosial dan saling membantu. Dimana ada budaya yang terbangun disetiap bulan Ramadhan, umat Islam sering mengadakan kegiatan berbagi makanan “takjil” dan minuman dengan orang-orang yang kurang beruntung, tidak hanya itu kewajiban zakat di akhir ramadhan sebagai bukti bahwa nilai kesetaraan dan nilai sosial sebagai hamba Allah di ketuk dengan sebuah perintah wajib sebagai rukun islam yang ke empat.

Jika kolaborasi nilai sosial ini terbangun dengan baik maka harapan yang pasti dan dinanti akan terwujud pada muara kesejahteraan dalam bingkai jalinan solidaritas dan kebersamaan antar sesama yang pada akhirnya dapat menggerakkan jiwa kepekaan kolektif guna mewujudkan Islam yang rahmatan lilalamin.

Bulan Ramadhan dengan sejuta rahmat-Nya memiliki daya tarik yang besar dalam menyumbangkan pergerakan ekonomi negara secara mikro dan dapat menjadi lokomotif skema perputaran ekonomi secara makro.

Hal tersebut dapat terlihat Setiap tahunnya para pelaku usaha baik sektor tekstil, sektor kuliner, dan sektor usaha lainnya mengalami peningkatan produksi dan income sehingga mendorong daya serap tenaga kerja dan dengan demikian roda ekonomi menjadi lebih dinamis.

Inilah berkah Ramadhan yang kita nanti, sehingga menjadi sebuah kepastian janji Allah dalam Alquran Surat At-Talaq Ayat 3 “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya”.

Mari sucikan hati menuju bulan penuh berkah.

Marhaban yaa ramadhan..marhaban syahrul mubarak. (*)