Oleh: Haerullah Lodji

Disarikan dari wawancara mendalam dan portofolio Ratna Sari, S.Pi., M.Si

MAKASSAR, MATASULSEL – Di bawah langit biru Ujung Pandang, 14 Juli 1977, lahir seorang wanita yang kelak akan menjadi pionir dalam pengembangan produk berbahan rumput laut di Indonesia.

Ratna Sari adalah sosok yang memadukan keahlian sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan semangat kewirausahaan.

Melalui usahanya, CV Bulan Bintang, ia telah menciptakan berbagai produk kosmetik dan obat tradisional yang berbasis rumput laut, menjadikan Sulawesi Selatan sebagai pusat inovasi di bidang ini.

Ratna Sari menempuh pendidikan dengan tekun, mulai dari SD Kalukuang I di Makassar, Tsanawiyah-nya di Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru, SMU 16 di Makassar, D3 di Politani Pangkep, S1 di Unismuh Makassar hingga jenjang S2 di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar.

Perjalanan pendidikannya yang panjang dan beragam membentuk fondasi kuat bagi kariernya. Sejak tahun 2008, Ratna Sari bergabung dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai ASN, di mana ia berfokus pada pengembangan mutu UMKM, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.

Perjalanan inovasi Ratna dimulai pada tahun 2012, setelah mengikuti pelatihan TOT dari Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta. Ia mulai mengolah Caulerpa sp. dan berbagai family rumput laut di Sulawesi Selatan menjadi produk kosmetik seperti Seaweed Caulerpa Soap, sabun pertama di Indonesia yang menggunakan bahan tersebut, dengan notifikasi BPOM dan sertifikat halal serta uji laboratorium yang ketat, produk ini terbukti efektif dan aman untuk digunakan.

Ratna telah mengembangkan sekitar lebih 50 jenis produk yang tidak hanya inovatif, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan kulit. Produk-produk ini telah diuji secara klinis dan memenuhi standar kesehatan, menjadikan CV Bulan Bintang sebagai contoh sukses bagi UMKM lainnya di Indonesia.

Dengan semangat yang tak tergoyahkan seperti ombak yang tak pernah lelah menyapa pantai, Ratna Sari tak hanya menciptakan produk, tapi juga merajut kepercayaan hati konsumen melalui cerita autentik di balik setiap helai rumput laut.

Ia meyakinkan masyarakat dengan transparansi penuh – berbagi proses pengolahan melalui video pendek di media sosial, mengundang konsumen ke workshop langsung di tepi pantai, dan menyajikan testimoni nyata dari petani serta perempuan pesisir yang merasakan manfaatnya pada kulit mereka yang dulu kasar oleh garam dan matahari.

“Produk ini bukan barang mati, ia adalah napas laut yang kini hidup di tangan Anda,” katanya dengan mata berbinar, sambil berusaha meyakinkan bahwa karya-karyanya mudah diterima hingga di Tingkat Internasional, ini terbukti kunjungan langsung dari delegasi Australia, Indian, Canada, Belanda, Malaysia dan beberapa wisatawan lain untuk study tiru ke tempat produksi CV. Bulan Bintang.