Makassar, Matasulsel – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan pihak kepolisian harus segera mengusut sekaligus mengungkap siapa aktor dibalik perekayasa dukungan Bupati Selayar Basli Ali dan Bupati Bone Andi Fahsar Padjalangi.

Pasalnya, perekayasa dukungan yang mengatasnamakan Bupati Selayar dan Bupati Bone sangat merugikan nama baik pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) karena diopinikan seolah-olah “mencaplok” dukungan keduanya tanpa ada konfirmasi.

“Kasus ini sudah kami laporkan ke Bawaslu. Kami meminta, ini ditindaklanjuti dan di usut tuntas, karena sudah mencemarkan nama baik IYL-Cakka,” tegas Tim Hukum IYL-Cakka, Yasser S Wahab kepada wartawan, Sabtu (16/12/2017).

Menurut dia, informasi hoax itu modusnya hampir sama. Sebab di data resmi tim, keduanya memang tidak terdaftar dukungannya yang dimasukkan ke KPU. Bahkan di silon KPU, sesuai hasil verifikasi administrasi, juga sama sekali tak ada nama dua kepala daerah yang tercatat sebagai politisi Golkar.

“Yang membuat kami heran, kok bisa ada petugas verifikasi yang katanya mendatangi Bupati Selayar untuk menanyakan perihal dukungannya di berkas yang diterima. Pertanyaannya, kalau nama itu tidak ada di tim dan Silon KPU, itu didapatkan dari mana?,” tanya Yasser.

Ia menduga, jika benar ada petugas verifikasi mendatangi Bupati Selayar untuk di verifikasi, bisa dipastikan ada yang sengaja menyuplai data bodong ke oknum penyelenggara dengan target menyudutkan IYL-Cakka kalau asal mencaplok KTP warga dan pejabat.

“Harus dibuka terang benderang. Bupati Selayar juga mesti memperjelas siapa petugas PPS itu yang mendatanginya. Apakah memang benar dia petugas atau bukan. Sebab kalau bukan petugas, baru membuat keterangan seolah-olah dukungannya dicaplok IYL-Cakka, itu masuk kategori pembohongan publik,” tambahnya.

Sebelumnya, beredar lembaran pernyataan dukungan mengatasnamakan Basli Ali dan Andi Fahsar Padjalangi, lengkap dengan fotocopy “identitas” keduanya. Di lembaran yang dipastikan bukan dari IYL-Cakka tersebut, seolah-olah tercatat sebagai pemberi dukungan.

Hanya saja, setelah itu dimassifkan penyebarannya ke media sosial, modusnya baru ketahuan jika itu adalah rekayasa yang dibuat pihak tertentu yang sengaja ingin menyudutkan IYL-Cakka. Mengingat, di data resmi IYL-Cakka, kedua identitas tersebut sama sekali tidak ada. (*)