Sambut Dies Natalis ke 60, Alumni Fisip Unhas Gelar Webinar Merdeka Belajar
MAKASSAR, MATA SULSEL – Februari 2021, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Hasanuddin (Unhas), genap berusia 60 tahun. Akan dirayakan dengan beragam kegiatan, sebagai bagian dari Dies Natalis ke 60. Salah satunya “Webinar Merdeka Belajar”.
Webinar akan menghadirkan sejumlah pembicara dari alumni, yang saat ini memiliki kompetensi pada bidangnya, diantaranya; Munawir alumni Hubungan Internasional (HI) Fisip Unhas, yang juga Kepala Bagian Kelembagaan Lembaga Layanan Dikti (LLDIKTI) Wil IX Sulawesi dan Gorontalo. Rusdi Mardan, Regional Sulampapua, Provider Tree3, dan Akhyaruddin, Manajer Personalia PT. IKI.
Memperingati Dies Natalis ke 60 itu, direspon alumni Fisip Unhas, dengan berbagai bentuk kegiatan, kurang lebih tujuh kegiatan ilmiah, dan akan ditutup dengan reuni Akbar dengan nama Tudang Sipulung (duduk bersama), yang mempertemukan alumni dari seluruh Indonesia dan sivitas akademika.
Merespon perayaan itu, komunitas Fisip Unhas angkatan 1987, menggelar pertemuan guna mendiskusikan 60 tahun institusi yang melahirkan mereka. Bertempat di Corridor Coffee, Jalan Lamaddukelleng, Kota Makassar, Minggu 31 Januari 2021, melahirkan sejumlah pemikiran bagi institusinya.
Rapat dipimpin Akhyaruddin, yang juga Manajer Personalia PT. Industri Kapal Indonesia (IKI).
Rapat yang dihadiri diantaranya Zulkarnain Hamson, Wakil Rektor IV Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, Yasseir Affno, Dra. Nani Harlinda Nurdin, Dekan Fisip UIT, dan sejumlah alumni lainnya pertemuan itu menyepakati diselenggarakannya dialog webinar, yang akan mengusung tema; “Kontribusi Alumni Dalam Mewujudkan Program Kampus Merdeka” pada pertengahan Februari 2021, sebagai bagian dari rangkaian memperingati Dies Natalis.
“Kami sangat terbuka mendukung mewujudkan program nasional merdeka belajar, bukan hanya Fisip Unhas, melainkan kampus lain di Seluruh Sulawesi Selatan,” ujar Akhyaruddin, yang akrab disapa Bang Buyung. Bahkan ujarnya, di tahun 2019, dirinya pernah bersama sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pernah diundang oleh Rektor Unhas, untuk memaparkan dukungan mereka pada perguruan tinggi, sebagai kemitraan dalam perolehan sertifikat pendamping ijazah, bagi sarjana.
Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di era Nadiem Makarim, adalah kampus merdeka, dimana mahasiswa bebas memilih mata kuliah dan menambah pengetahuan sebelum lulus melalui magang industri. Untuk itu diperlukan penyamaan persepsi dan penerapannya di lapangan.
Dekan Fisip UIT, Dra. Nani Harlinda Nurdin, M.Si. menambahkan pembahasan teknis penerapan merdeka belajar sedang berlangsung hampir di semua kampus di Indonesia. “Kami membutuhkan dukungan industri dalam kemitraan yang semangatnya diharapkan melahirkan alumni yang dapat diserap lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Baik Nani, maupun Buyung menyepakati memberikan dukungan pada Fisip Unhas, agar lebih jeli melihat peluang dalam penerapan program merdeka belajar. “Di usia 60, Fisip Unhas, tentu memiliki asset alumni yang sangat besar di luar,” ujarnya.
“Komunikasi yang baik, antar alumni dan fakultas, melalui IKA tentu membuka peluang yang sangat besar bagi kesuksesan program merdeka belajar,” papar Buyung.
IKA Fisip Unhas, sejak 2016 dipimpin Dr. Andi Fahsar Mahdin Padjalangi, telah memberikan fondasi yang sangat erat bagi kemandirian organisasi IKA. Di periode Andi Fahsar, IKA Fisip Unhas, telah menyerahkan puluhan penghargaan bagi alumni berprestasi, di seluruh Indonesia.
Zulkarnain Hamson, pada rapat itu mengemukakan pentingnya IKA bagi institusi pendidikan. “Fakultas itu ibarat ibu yang melahirkan, IKA akan menjadi Ibu yang merawat dan membesarkan,” ujarnya. Sekalipun secara moral dan aturan kampus wajib mengupayakan solusi lapangan pekerjaan bagi lulusannya, karena aturan pengelolaan perguruan tinggi mengamanahkan hal itu, lanjut mantan Ketua Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unhas, era 91 itu.
“IKA itu rumah kedua bagi alumni. Karena setelah selesai belajar, mereka harus diregistrasi dalam IKA, bukan sekadar formalitas, karena IKA akan menyumbang nilai pada saat akreditasi,” ujarnya. IKA Fisip Unhas, dinilai telah mencapai tahapan awal yang baik, terorganisir dan semakin terkoneksi.
Dekan Fisip Unhas, Prof. Dr. Armin Arsyad, pada kesempatan terpisah memang mengemukakan saat ini alumni Fisip Unhas, telah menempati banyak posisi strategis di masyarakat, sehingga di usia 60 tentu Fisip Unhas, terlihat lebih berkualitas.
Harapan alumni pada Fisip Unhas, semoga di usia 60 institusi itu semakin menunjukkan kualitasnya bukan hanya nasional melainkan juga internasional. Sehingga menjadi kampus tujuan belajar bagi masyarakat dari berbagai negara.(*)