Sasar Lorong, Danny “Kewalahan” Tandingi Kerja Politik Appi-Cicu
“Pak Walikota tidak sepatutnya terlalu negatif thingking, Pak Appi-Cicu masuk lorong dan keliling sosialisasi itu karena bagian dari upaya kami untuk memperkenalkan program-program mereka yang pro rakyat, sebaiknya Walikota tidak perlu menyatakan hal yang provokatif,” ujarnya.
Apalagi dalam Undang-undang menegaskan, setiap kontestan diberikan kewenangan untuk bersosialisasi di masa Pilkada.
“Jadi sekali lagi, tidak perlu menaruh curiga. Yang harus dijunjung itu Politik santun, mari rayakan pesta demokrasi ini dengan bermartabat, sebab semua orang sama tak boleh saling mengintimidasi,” ungkapnya.
Adapun sikap lain terkait maraknya kritikan dari publik soal kinerja Pemerintahan Kota Makassar, juga harusnya menjadi cambuk tersendiri bagi Danny.
“Bukannya cari-cari pihak yang dipersalahkan, Pemerintah mana pun di tingkatan mana pun pasti akan sering mendapat kritikan, reaksi masyarakat untuk mengontrol pemerintahan jangan selalu dituding bermuatan politis atau bertendensi dan ditunggangi,” tuturnya.
Mestinya dengan banyaknya kritikan terhadap kepemimpinannya, Danny bisa mengintrospeksi diri. Di mana letak kelemahannya selama ini dalam melakukan kontroling dan pengawasan terhadap bawahannya.
“Sebaliknya Walikota benahi diri saja dalam menjalankan sisa pemerintahan dan fokus mengontrol SKPD-nya, mengingat sudah ada pimpinan unit kerja Pemkot Makassar yang jadi tersangka,” sindirnya.
Adapun Andi Rachmatika Dewi yang massif mengunjungi lorong, kata Juru bicara koalisi Parpol Appi-Cicu ini, hal itu bukanlah settingan apalagi dilakukan secara tiba-tiba.
“Pak Danny perlu ingat bahwa Cicu ini adalah anggota dewan sejak 2009. Jadi masuk lorong menemui warga menjadi salah satu tugasnya sebagai legislator. Konstituen mereka adalah masyarakat. Aspirasi dan keluhan warga harus diserap,” pungkasnya. (*)