Ia menjelaskan, adapun visi misi acara ini, pertama, ingin mencetak generasi yang konsisten dalam berpegang teguh di atas sunnah, dan memiliki aqidah dan manhaj yang shahih, tetapi tidak mengesampingkan ilmu alat, sebab orang tidak dapat memahami Al-Qur’an dah hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam tanpa menguasai alatnya, dan salah satu alatnya adalah bahasa Arab. Ada pun bahasa Inggris, adalah bahasa International yang dibutuhkan sekarang, sehingga jika tidak memahaminya -minimal pasive- maka kita akan left behind.

Kedua, insyaallah di tahun ajaran baru yang akan datang, di sekolah Al-Bayyinah ini akan menerapkan dua bahasa ini setiap hari. Jadi, sehari Bahasa Arab dan sehari Bahasa Inggris, begitu seterusnya. Nah, ini tentunya membutuhkan kecakapan dari para asatizah dan ustazaat.

“Harapan kita setelah mengikuti seminar ini, akan menghasilkan output yang lebih creative, inovative, dan guru-guru kita bisa mendapatkan metode-motode baru dalam pengajaran bahsa Arab dan bahasa Inggris. Karena fokus kita di seminar ini adalah bagaimana metode yang baik dalam mengajarkan dua bahasa ini, sehingga mudah dipahami dan diterapkan oleh siswa-siswa kita,” pungkasnya.

Kiriman: Kusnandar Putra (Guru SD Islam Al-Bayyinah Makassar)