Seminar Qur’anic, Bupati Indah; Tidak Ada Arti Kekuasaan Jika Tak Berpihak pada Agama
Seminar tersebut, kata Ketua BKPMRI Luwu Utara, Amiruddin bertujuan untuk meningkatkan mutu guru ngaji dengan metode baru.
“Pesertanya adalah para mujahid Al-Qur’an, guru TPA, dan guru Madrasah. Quantum Teaching ini berasal dari dua kata yaitu “Quantum” berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya dan “Teaching” yang berarti mengajar. Dengan demikian maka Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang dapat mempengaruhi kesuksesan siswa,” paparnya.
Quantum Teaching, lanjutnya merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi paket multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami, dan kemampuan murid untuk berprestasi. Sebagai sebuah pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis dan mudah diterapkan.
Sementara Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani saat membuka seminar secara resmi menuturkan giat hari ini menjadi pengingat bagi semua untuk lebih mencintai Al-Qur’an.
“Jangan sampai kita lebih banyak membaca media sosial dibanding Al-Qur’an,” ucapnya. Tugas guru mengaji, menurut isteri dari Muhammad Fauzi ini diharap tidak sekadar menamatkan murid-murid membaca Al-Qur’an.
“Tapi menanamkan nilai-nilai yang akan diteladani dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang juga telah dikaji bagaimana sebelum adzan, yang mengaji di mesjid itu bukan lagi radio melainkan lantunan oleh anak-anak murid TPA ataupun remaja mesjid,” pintanya.
Bupatiperempuan pertama di Sulsel itu juga menegaskan tidak ada arti kekuasaan yang dimiliki bila tidak mampu berpihak pada agama.