“Terima kasih atas kerja keras semua tim relawan DIAji. Saya tentu tak bisa menyebut satu per satu, karena sulit bagi saya untuk mengingat semua yang telah berkontribusi secara sukarela, spontan, dan simultan,” kata pria yang akrab disapa Jenderal di kalangan tim DIAji ini.

Menurut Samin panggilan akrab Mochsamin sosialisasi ruang publik melalui baliho, spanduk, dan atribut lainnya, adalah tradisi yang mulai muncul sejak era demokrasi melalui pemilihan langsung. Artinya, sosialisasi melalui baliho ini merupakan sarana berdemokrasi.

“Karena itu, jika teman-teman relawan menemukan, hasil kerja kerasnya dirusak oknum yang tidak dikenal, tidak bertanggung jawab, maka tidak perlu terprovokasi. Hanya orang-orang yang tidak siap berdemokrasi yang berlaku demikian,” tegasnya.

Indikator lain, kata dia, munculnya DIAji tentu membuat ada pihak-pihak yang terganggu. Sebab, boleh dikata, hasil kerja ini menunjukkan ke publik betapa potensi DIAji menjadi ancaman besar bagi mereka yang ingin mempertahankan kekuasaannya, meski tidak legitimate di masyarakat Makassar. (*)