Matasulsel
– Setahun lebih kini nasibmu di “permainkan” oleh mereka, ya… mungkin memang mereka tidak menginginkanmu untuk memimpin himpunan ini.

Adindaku Yusuf, kami tau prosesmu adindaku, secara de facto dan de jure, engkaulah yang berhak atas himpunan ini, 2 kali proses ini di lakukan, 2 kali pula kau “memenangkan” pertarungan ini, pertarungan yang sebenarnya tidak perlu di ulang, tapi karena ulah “BUSUK” dari mereka yang tidak bisa menerima proses demokrasi di himpunan ini, engkaupun ikhlas menerima hal itu…

Adindaku Yusuf, 1000 kali pun proses ini di ulang, saya pun meyakini bahwa kemenangan itu akan tetap ada di pihakmu karena kau memiliki “saudara tak sedarah” yang tak bisa goyah, saudara2mu yang memiliki komitmen yang di bangun atas dasar “pertemanan” bukan “kepentingan”.

Adindaku Yusuf, kami mengikuti prosesmu yang panjang dan melelahkan ini, saya tau dan meyakini bahwa adindaku bukanlah orang yang “Cengeng”, bukan tipe orang yang meninggalkan arena pertarungan di kala perang, adindaku adalah orang yang “Tangguh”, manusia pilihan yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang dalam…

Adindaku Yusuf, sudah terlalu banyak hal yang sudah kau korbankan untuk himpunan ini, himpunan yang sama-sama kita cintai, himpunan yang melahirkan para manusia-manusia “Baik” dan “Busuk”.

Adindaku Yusuf, kita sadari bahwa ini adalah proses permainan, proses demokrasi yang penuh intrik dan daya tahan, tapi ingat dik, di himpunan ini kita telah belajar tentang sebuah proses demokrasi yang matang, kita di ajari bagaimana menyikapi sebuah kekalahan dan kemenangan, tentang sebuah etika, di ajari tentang membangun sebuah komitmen kebersamaan…

Adindaku Yusuf, ingatlah dik, jangan tinggalkan orang-orang yang mendampingimu berjuang bersama hanya untuk sebuah kekuasaan yang sewaktu-waktu akan kau tinggalkan, janganlah kau di rasuki oleh “bisikan” busuk yang merusak kedirian dan komitmen yang menjadikanmu sebagai manusia pengecut…