Siswa Tak Diwajibkan Pakai Seragam Sekolah, Guru Besar UIN Puji Inovasi IYL
Makassar, Matasulsel – Ichsan Yasin Limpo (IYL) menghadirkan terobosan baru dalam dunia pendidikan di Sulsel. Dimana, kandidat Gubernur Sulsel ini siap menggelontorkan subsidi 1,5 Triliun pertahun untuk perbaikan mutu pendidikan di Sulsel.
IYL sendiri baru saja mendapatkan gelar doktor di bidang ilmu hukum dengan judul disertasi ‘Politik Hukum Pendidikan Dasar Dalam Sistem Pendidikan Nasional’.
Usai ujian promosi doktornya yang berlangsung, Kamis 8 Februari, ia berkomiten jika diberi amanah untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Seperti yang sukses diterapkan saat menjabat Bupati di Gowa.
Salah satu kejutan yang akan diterapkan, yakni menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub)yang mengatur perihal seragam pendidikan yang masuk dalam tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota dan provinsi. Jika terpilih, siswa tidak diwajibkan memakai seragam sekolah.
Karena hal itu menurut calon gubernur yang berpasangan dengan Andi Mudzakkar (Cakka) ini programnya merupakan hal realitis yang sangat mendasar bagi masyarakat sulsel untuk perbaikan kualitas sumber daya manusia kedepan.
Mengingat, banyak warga terbebani dengan seragam siswa yang setiap saat berganti. Padahal untuk meningkatkan mutu pendidikan, bukan diukur dari seragam sekolah.
Menanggapi hal itu, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Bidang Pendidikan, Prof Dr Bahaking sangat mengapresiasi atas inovasi IYL dibidang pendidikan tersebut.
Apalagi menurutnya, Ketua PMI Sulsel ini merupakan tokoh pencetus pendidikan gratis di Kabupaten Gowa saat menjabat sebagai Bupati Gowa dua periode.
“Pak Ichsan kan sudah punya banyak pengalaman di bidang pendidikan, juga dari kakaknya (Syahrul Yasin Limpo). Karena memang pendidikan itu harus banyak mendapat perhatian dari pemerintah. Apalagi, program pendidikan gratis yang diprogramkan pak Ichsan,” kata Prof Bahaking.
Apalagi, jelas Prof Bahaking, putra-putri di Sulsel harus bisa mencapai pendidikan minimal hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Karena jenjang tersebut sudah cukup matang untuk menentukan arah kehidupannya kelak.
“Karena memang penduduk Sulsel itu wajib belajar 12 tahun bukan lagi 9 tahun. Jadi tidak ada lagi pemuda yang tidak tamat SMA. Karena dengan tamat SMA sudah lebih baik peluang pekerjanya,” jelasnya.
Terkait dana pendidikan yang akan digelontorkan sebesar 1,5 triliun pertahun, jelasnya, hal itu tentunya demi memperbaiki sistem pendidikan yang ada.
“Maksud pak Ichsan itukan seluruh anak-anak Sulsel itu wajib belajar 12 tahun. Karena dengan usia saat sudah tamat SMA sudah cukup matang. Jangan sampai juga dengan rendahnya tingkat pendidikan bisa terjadi pernikahan dini yang dipaksakan,” paparnya.
“Kalau pendidikan diperhatikan pasti daerah itu akan lebih maju. Apalagi dengan gelar doktor pak Ichsan saat ini bisa menjadi teladan bagi masyarakat untuk berpendidikan tinggi,” lanjut Prof Bahaking
Lebih lanjut, perihal keinginan IYL yang akan menerbitkan pergub tidak wajib berseragam sekolah bagi peserta didik, dinilai jika itu telah diperhitungkan secara matang oleh IYL. Apalagi, IYL yang dikenal peduli dengan pendidikan ini ingin semua peserta didik di Sulsel tidak terhambat proses belajar mengajarnya hanya karena persoalan minimnya seragam sekolah.
“Itu sangat bagus, itu tentunya dalam pandangan pak Ichsan jangan hanya karena persoalan seragam sekolah yang tidak bisa dibeli lantas harus putus sekolah. Itukan intinya disitu. Dan ini jalan keluarnya yang baik dari pak Ichsan,” tutupnya. (*)