Sementara itu, Wakil Bupati Bantaeng Sahabuddin juga menambahkan salah satu cara untuk mengatasi pengangguran yang ada di Kabupaten Bantaeng yaitu membuka kawasan industri ke Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). Pemerintah akan mengundang para investor yang mau dan mampu membuat usaha.

PT HUADI Nickel-Alloy INDONESIA, Papanloe, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, saat awal beroperasi di Kabupaten Bantaeng, mereka akan merekrut 80% tenaga lokal, dan 20% orang luar. Tapi hal tersebut tidak berjalan sesuai dengan kesepakatan, karena ternyata SDM kita tidak cukup. Begitu ditelusuri, SDM yang dibutuhkan ternyata tidak tersedia di Bantaeng.

Sahabuddin mengatakan, perusahaan industri membutuhkan tenaga kerja spesialis yang memiliki pengetahuan mengenai SDM. Namun, tenaga kerja dari Kabupaten Bantaeng tidak memiliki hal tersebut sehingga hanya bisa menjadi tenaga kerja kasar seperti cleaning service, sopir, dan sebagainya. Karena itu, tenaga kerja Kabupaten Bantaeng harus memiliki ilmu SDM yang dicari perusahaan. Dan pemerintah akan membantu memfasilitasi untuk mempermudah kegiatan tersebut, imbuhnya.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh SMKN 1 Bantaeng tersebut juga menjadi sebuah momentum yang tepat bagi sekolah SMK se-kabupaten Bantaeng untuk menjadikan alumni-alumni SMK yang menganggur agar ditampung di perusahaan industri tersebut.

Di tempat yang sama Kepala UPT SMKN 1 Bantaeng Samsud Samad, menyatakan, terkait dengan kegiatan ini, mudah-mudahan kesepakatan yang telah dibuat dapat ditorehkan dalam bentuk hitam di atas putih sesuai kompetensi keahlian di SMK yang ada di Kabupaten Bantaeng.

“Terkait dengan kegiatan ini, mudah-mudahan kesepakatan yang telah dibuat dapat ditorehkan dalam bentuk hitam di atas putih sesuai kompetensi keahlian di SMK yang ada di Kabupaten Bantaeng,” pungkasnya. (*)